MAKALAH SHALAT
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat, rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik yang mana tugas ini berkaiatan dengan materi shalat yang mana tugas ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Dosen kami.
Semoga saja dengan terselesaikannya tugas ini akan lebih menambah pengetahuan bagi kita semua,sehingga nantikan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Bagi teman-teman sekalian apabila ada penulisan yang salah dalam Pembuatan makalah ini, kami mengharapkan saran dan kritikan kalian semua,sebab setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sekian tugas ini kami buat ,
Wassalamualaikum wr. Wb……..
SINJAI,28 MARET 2018
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............
Latar Belakang ...............
Rumusan Masalah ...............
BAB II PEMBAHASAN ...............
Hakikat Shalat ...............
Mengapa Allah Mewajibkan Shalat ...............
Tujuan Dan Fungsi Shalat ...............
Akhlak Dalam Shalat ...............
Hikmah Shalat ...............
Makna Spritual Shalat ...............
Ancaman Bagi Yang Meninggalkan
Shalat ...............
BAB III PENUTUP ...............
Kesimpulan ................
Saran ................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam).
Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat muslim. Konsekwensi dari shalat itu harus sedapat mungkin berusaha mencegah perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, artinya:bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan sesuai dengan esensi yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan kemungkaran.
B. Rumusan Masalah
a. Hakikat Shalat ?
b. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat ?
c. Tujuan Dan Fungsi Shalat ?
d. Akhlak Dalam Shalat ?
e. Hikmah Shalat ?
f. Makna Spritual Shalat ?
g. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Shalat
Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian (anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada Rabb nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal. 8).
Kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, “(Dalam shalat lima waktu), diantara dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan keberpalingan hati, ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauhkan hatinya dari Rabb nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya, (lalu) jadilah sebuah hati yang terasing dari peribadatan kepada-Nya” (Asraarush Shalaah, Ibnul Qoyyim. Hal.10).
Memperbarui panggilan shalat
Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati
Shalat adalah hidangan hati
Selanjutnya Ibnul Qoyyim rahimahullah menggambarkan ibadah shalat dengan gambaran yang sangat indah, agar kita benar-benar merasa bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan yang mendasar dalam hidup kita. Beliau mendeskripsikan hal ini dengan mengatakan, “Ketika Allah Subhanahu menguji seorang hamba dengan ujian syahwat dan sebab-sebab yang mengantarkan kepadanya -baik dari dalam maupun dari luar dirinya- maka tuntutan kesempurnaan hikmah-Nya dan Ihsan-Nya kepada hamba tersebut, Allah persiapkan baginya sebuah hidangan (bagi hatinya) yang mengumpulkan beraneka ragam warna, persembahan, selera dan anugerah. Allah mengundang hamba tersebut untuk menghadiri jamuan hidangan (shalat) itu dalam sehari lima kali, dan menjadikan setiap macam dari hidangan tersebut (baca: dalam setiap shalat) sebuah kelezatan, manfaat dan kemaslahatan (tersendiri) bagi hamba yang diundang untuk menyantap hidangan tersebut, yang tidak didapatkan dalam macam hidangan yang lain (dalam shalat yang lainnya) agar menjadi sempurna kelezatan yang dirasakan oleh hamba itu dalam setiap macam peribadatan.
Shalat adalah hujan yang bermanfa’at bagi hati
Pada penjelasan di atas, Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan tentang kelalaian hati yang terjadi diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain. Pada ucapan yang lainnya, beliau pun menjelaskan bahwa kelalaian hati tersebut hakikatnya adalah sebuah kegersangan dan kekeringan, beliau berkata, “Kelalaian yang menimpa hati merupakan kekeringan dan kegersangan, (namun) selagi hati tersebut mengingat Allah dan menghadap kepada-Nya (dengan melaksanakan shalat), maka itu merupakan hujan rahmat-Nya yang dicurahkan kepadanya, seperti hujan yang mengguyur (Namun) jika hati itu lalai, maka ia akan mengalami kegersangan sesuai dengan sedikit-banyaknya kelalaian yang menimpanya, lalu jika kelalaian itu sudah menguasainya, maka tanahnya menjadi mati dan tahunnya menjadi menjadi tak bertanaman lagi kering kerontang, serta api syahwat siap membakar dari segala sisi, seperti angin kering yang siap membakar apapun” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. hal. 9).
B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat
Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang Maha Tahu akan segala apa yang ada dibumi, sehingga setiap apapun yang diperintahka dan dilarang oleh-Nya benar-benar menunjukkan kasih saying dan cintanya kepada setiap makhluk di muka bumi.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”. Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengacam manusia yang lalai dalam mengerjakan shalat dengan ancaman yang keras dalam surah Al-Maun ayat 4-5, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dengan shalatnya”. Allah memerintahkan untuk shalat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu shalat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah. Dalam sebuah hadits qudsyi dikatakan “Kedekatan semua hamba kepada-Ku, seperti yang aku fardhukan (wajibkan) padanya dan tidak henti-hentinya seoang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat, jika ia meminta padaku sungguh aku memberikannya dan bila ia berdo’a kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
Menurut penelitian Dr.Alexis carel,seorang pemenang nobel dalam bidang kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Berikut ini akan dipaparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan shalat dan aktivitas sirkulasi darah dalam urat:
1. Qiyam
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam shalat, dalam posisi ini seseorang berdiri tegak namun rileks, kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh, tangan kanan memegang tangan kiri. Posisi ini sebagai awal pembukaan diri.
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh darah tulang besar ,sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pembuluh darah tulang tersebut.posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi bumi.gerakan ini jugga meningkatkan kemampuan memompa dari urat urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dennan kekutan maksimal oleh pengerutan dinding perut.karena gerakan ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehimgga darah mengalir kembali ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung,dan darah dapat dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali dalam posisi lebih tinggi,rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah.dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara .sehingga mengirai terpwncarnya darah ke rongga dada.aliran darah yang telah berada pada rongga kaki mempunya kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat – urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4. Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara maksimal dan seaktif mungkin.gerakan tersebut memompa darah pada urat kaki,menyemprot betis,menyemprot paha darsamping ke samping juga menyemprot perut.hal ini bertujuan memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.
5. Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasidarah yang sempurna searah dengan tarikan gaya gravitasi bumi.pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar dalam nadi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi keberadan jantung.
Dalam fakta lain menunjukkan bahwa umat muslim diperintah pertama kali oleh Allah adalah untuk mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW saat menjelang kematiannya berwasiat kepada umatnya untuk benar-benar menjaga shalatnya. Karena, ciri seorang Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan berdampak pada kesehatan tubuhnya dan perilakunya.
C. Tujuan dan Fungsi Shalat
1. Tujuan Sholat
a. Melaksanakan kewajiban kepada Sang Khaliq sebagai sorang muslim yang baik.
b. Sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Sang Khaliq.
c. Sebagai pembeda antara muslim dan non muslim.
2. Fungsi Sholat
a. Menurut kesehatan
1) Sholat mampu menyembuhkan rematik
Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
2) Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung
Kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku'â dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala.
3) Sholat merupakan gerak olah raga terbaik
Secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus sholat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.
4) Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit
Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.
5) Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan
Pengulangan sujud dalam sholat setiap harinya minimal dilakukan 34 x. Bilangan tersebut dianggap bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah.
6) Manfaat Kekhusyuâkan dalam Sholat
Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Dan akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
7) Kedhasyatan sholat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu)
Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.
b. Secara umum
1) Mengingatkan kita kepada Allah.
2) Mengidupkan rasa takut kepada Allah.
3) Menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid.
4) Tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya.
5) Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang.
6) Dapat menghadapi segala kesusahan dalam hati.
7) Menghilangkan tabi’at loba.
8) Tidak takut kemiskinan dan kepapaan karena banyk mengeluarkan harta di jalan Allah.
9) Menghasilkan ketetapan pendirian.
10) Mengekalkan kita mengerjakan kebajikan.
11) Memelihara aturan-aturan dan disiplin.
12) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.
13) Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan taat.
D. Akhlak dalam Shalat
Dalam Qs. Al-Ankabut : 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk mengeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikapseorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak /tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah SWT didunia dan taqqarub dengan-Nya diakhirat. (Jabir Al Jazairi,2004:298)
Shalat merupakan media komunikasi antara san Khalik dan seorang hamba. Media komunikasi ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri,positif maupun negative. Maka shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.
1. Keterkaitan shalat dan akhlak sinergis shalat dan sabar, sebuah harmoni
Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah piker, olah gerak dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang terintegrasi sempurna, saling melengkapi dari dimensi perilaku/lisan (al-bayan), respons motorik, rasionalitas (menempatkan diri secara proposional) dan kepekaan terhadap jati diri kepekaan dan keharusan untuk merasakan cinta dan kasih saying Allah SWT. Yang menarik, Alquran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah, Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat :
a. Latihan kedisiplinan
Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu.
b. Latihan kebersihan
Sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudhu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci.
c. Latihan konsentrasi
Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat.
d. Latihan sugesti kebaikan
Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan.
e. Latihan kebersamaan
Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.
E. Hikmah Shalat
Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliknya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berhadapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.
Abul A’la Maududi menjelaskan bahwa hikmah ibadah shalat tersebut di antaranya:
a. Kesadaran kedudukan sebagai budak.
b. Rasa berkewajiban.
c. Latihan kepatuhan.
d. Menimbulkan rasa kepatuhan kepada Allah.
e. Kesadaran akan hukum Allah.
F. Makna Spiritual Shalat
1. Menyelami Hakekat Sujud
Sayidina Ali pernah ditanya tentang makna sujud pertama. Ia menjawab, itu artinya: Allahumma innaka minha khalaqtana (Ya Allah sesungguhnya Engkau menciptakan kami dari tanah). Makna bangkit dari sujud ialah: Wa minha akhrajtana (Dan daripadanya engkau mengeluarkan kami). Makna sujud kedua ialah: Wa ilaina tu'iduna (Dan kepadanya Engkau akan mengembalikan kami). Bangkit dari sujud kedua maknanya: Wa minha takhrujna taratan ukra (Dan daripadanya Engkau akan membangkitkan lagi).
Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.
2. Rahasia Di Balik Shalat
Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS.Taha:14).
Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103). Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya), bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman (al-shalatu mi'raj al-mu'minin), sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
3. Rahasia Bangkit dari Sujud
Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total (tafwidh) kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri sebagai manusia ditumpahkan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua sujud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai betul-betul bejana dalam bentuk rongga ini bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya kesucian.
Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang secara harfiah berarti "kehadiran" dan "penyaksian" yang dalam bahasa tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine conciousnes), di mana sang hamba dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad). Ittihad itu sendiri adalah suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau yang menyembah dan yang disembah sudah menyatu (al-'abid wa al-ma'bud wahid).
Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran: Minha khalaqnakum wa fiha nu'idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra (Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain) (QS Thaha [20]:55).
4. Rahasia Salam
Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam puncak pendakian (al-qaus al-al-su'ud). Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi raji'un (Kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya/QS al-Baqarah [2]:156). Ia merasa telah melakukan perjalanan meninggalkan wujud lahir menuju wujud batin (al-sair min al-adhahir ila al-bathin), dari wujud keteruraian ke wujud kebersatuan (min al-tafshil ila al-ijmal), dan dari wujud partikular ke wujud universal.
Ketika dalam tasyahhud maka yang bersangkutan merasakan sebuah perasaan misteri, seolah-olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti terbebas dari beban yang selama ini menggunung di pundaknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam ayat: Wa takun al-jibal ka al-'ihn al-manfus (dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan/QS al-Qari'ah [101]:5). Ia merasakan kedamaian sejati karena sudah berada di dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana batin: Al-taraqqi ila 'ain al-jam' wa al-Hadhrah al-Ahadiyyah (pendakian menuju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah).
G. Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat
Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT.
Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh. Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memperoleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang-orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di lehernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akandibukakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman didasar neraka. Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’ Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya. Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun).... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.
Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR.Bukhari&Muslim)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam). Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat muslim.
B. Saran
Kami hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah sirna dari khilafan, karena kesempurnaan hanyalah milik allah swt. Karena dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka selayaknya saya mengharapkan kritik atau pun saran yang membangun kepada para pembaca agar kami bisa memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya dan semoga makalah kami dapat menambah para pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Asyrafuddin, Mukhlisin, N., 2015. Makna Rukhshah dan Pembagiannya.
https://almanhaj.or.id/3000-makna-rukhshah-dan-pembagiannya.html. 9 Oktober 2016, 12.35.Tuasikal, Abduh, M., 2012. Permasalahan Kontemporer.
http://cafe-islamicculture.blogspot.com/2011/06/kupas-tuntas-masalah-hukum-shalat-jama.html#ixzz4JpRPn03q. 9 Oktober 2016, 12.41. Tuasikal, Abduh, M., 2013. Bahaya Meninggalkan Shalat (Dalil Aqli).
https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-quran.html. 9 Oktober 2016, 13.00.
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat, rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik yang mana tugas ini berkaiatan dengan materi shalat yang mana tugas ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Dosen kami.
Semoga saja dengan terselesaikannya tugas ini akan lebih menambah pengetahuan bagi kita semua,sehingga nantikan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Bagi teman-teman sekalian apabila ada penulisan yang salah dalam Pembuatan makalah ini, kami mengharapkan saran dan kritikan kalian semua,sebab setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sekian tugas ini kami buat ,
Wassalamualaikum wr. Wb……..
SINJAI,28 MARET 2018
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............
Latar Belakang ...............
Rumusan Masalah ...............
BAB II PEMBAHASAN ...............
Hakikat Shalat ...............
Mengapa Allah Mewajibkan Shalat ...............
Tujuan Dan Fungsi Shalat ...............
Akhlak Dalam Shalat ...............
Hikmah Shalat ...............
Makna Spritual Shalat ...............
Ancaman Bagi Yang Meninggalkan
Shalat ...............
BAB III PENUTUP ...............
Kesimpulan ................
Saran ................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam).
Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat muslim. Konsekwensi dari shalat itu harus sedapat mungkin berusaha mencegah perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, artinya:bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan sesuai dengan esensi yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan kemungkaran.
B. Rumusan Masalah
a. Hakikat Shalat ?
b. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat ?
c. Tujuan Dan Fungsi Shalat ?
d. Akhlak Dalam Shalat ?
e. Hikmah Shalat ?
f. Makna Spritual Shalat ?
g. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Shalat
Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian (anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada Rabb nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal. 8).
Kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, “(Dalam shalat lima waktu), diantara dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan keberpalingan hati, ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauhkan hatinya dari Rabb nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya, (lalu) jadilah sebuah hati yang terasing dari peribadatan kepada-Nya” (Asraarush Shalaah, Ibnul Qoyyim. Hal.10).
Memperbarui panggilan shalat
Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati
Shalat adalah hidangan hati
Selanjutnya Ibnul Qoyyim rahimahullah menggambarkan ibadah shalat dengan gambaran yang sangat indah, agar kita benar-benar merasa bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan yang mendasar dalam hidup kita. Beliau mendeskripsikan hal ini dengan mengatakan, “Ketika Allah Subhanahu menguji seorang hamba dengan ujian syahwat dan sebab-sebab yang mengantarkan kepadanya -baik dari dalam maupun dari luar dirinya- maka tuntutan kesempurnaan hikmah-Nya dan Ihsan-Nya kepada hamba tersebut, Allah persiapkan baginya sebuah hidangan (bagi hatinya) yang mengumpulkan beraneka ragam warna, persembahan, selera dan anugerah. Allah mengundang hamba tersebut untuk menghadiri jamuan hidangan (shalat) itu dalam sehari lima kali, dan menjadikan setiap macam dari hidangan tersebut (baca: dalam setiap shalat) sebuah kelezatan, manfaat dan kemaslahatan (tersendiri) bagi hamba yang diundang untuk menyantap hidangan tersebut, yang tidak didapatkan dalam macam hidangan yang lain (dalam shalat yang lainnya) agar menjadi sempurna kelezatan yang dirasakan oleh hamba itu dalam setiap macam peribadatan.
Shalat adalah hujan yang bermanfa’at bagi hati
Pada penjelasan di atas, Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan tentang kelalaian hati yang terjadi diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain. Pada ucapan yang lainnya, beliau pun menjelaskan bahwa kelalaian hati tersebut hakikatnya adalah sebuah kegersangan dan kekeringan, beliau berkata, “Kelalaian yang menimpa hati merupakan kekeringan dan kegersangan, (namun) selagi hati tersebut mengingat Allah dan menghadap kepada-Nya (dengan melaksanakan shalat), maka itu merupakan hujan rahmat-Nya yang dicurahkan kepadanya, seperti hujan yang mengguyur (Namun) jika hati itu lalai, maka ia akan mengalami kegersangan sesuai dengan sedikit-banyaknya kelalaian yang menimpanya, lalu jika kelalaian itu sudah menguasainya, maka tanahnya menjadi mati dan tahunnya menjadi menjadi tak bertanaman lagi kering kerontang, serta api syahwat siap membakar dari segala sisi, seperti angin kering yang siap membakar apapun” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. hal. 9).
B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat
Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang Maha Tahu akan segala apa yang ada dibumi, sehingga setiap apapun yang diperintahka dan dilarang oleh-Nya benar-benar menunjukkan kasih saying dan cintanya kepada setiap makhluk di muka bumi.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”. Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengacam manusia yang lalai dalam mengerjakan shalat dengan ancaman yang keras dalam surah Al-Maun ayat 4-5, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dengan shalatnya”. Allah memerintahkan untuk shalat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu shalat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah. Dalam sebuah hadits qudsyi dikatakan “Kedekatan semua hamba kepada-Ku, seperti yang aku fardhukan (wajibkan) padanya dan tidak henti-hentinya seoang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat, jika ia meminta padaku sungguh aku memberikannya dan bila ia berdo’a kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
Menurut penelitian Dr.Alexis carel,seorang pemenang nobel dalam bidang kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Berikut ini akan dipaparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan shalat dan aktivitas sirkulasi darah dalam urat:
1. Qiyam
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam shalat, dalam posisi ini seseorang berdiri tegak namun rileks, kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh, tangan kanan memegang tangan kiri. Posisi ini sebagai awal pembukaan diri.
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh darah tulang besar ,sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pembuluh darah tulang tersebut.posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi bumi.gerakan ini jugga meningkatkan kemampuan memompa dari urat urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dennan kekutan maksimal oleh pengerutan dinding perut.karena gerakan ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehimgga darah mengalir kembali ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung,dan darah dapat dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali dalam posisi lebih tinggi,rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah.dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara .sehingga mengirai terpwncarnya darah ke rongga dada.aliran darah yang telah berada pada rongga kaki mempunya kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat – urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4. Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara maksimal dan seaktif mungkin.gerakan tersebut memompa darah pada urat kaki,menyemprot betis,menyemprot paha darsamping ke samping juga menyemprot perut.hal ini bertujuan memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.
5. Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasidarah yang sempurna searah dengan tarikan gaya gravitasi bumi.pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar dalam nadi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi keberadan jantung.
Dalam fakta lain menunjukkan bahwa umat muslim diperintah pertama kali oleh Allah adalah untuk mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW saat menjelang kematiannya berwasiat kepada umatnya untuk benar-benar menjaga shalatnya. Karena, ciri seorang Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan berdampak pada kesehatan tubuhnya dan perilakunya.
C. Tujuan dan Fungsi Shalat
1. Tujuan Sholat
a. Melaksanakan kewajiban kepada Sang Khaliq sebagai sorang muslim yang baik.
b. Sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Sang Khaliq.
c. Sebagai pembeda antara muslim dan non muslim.
2. Fungsi Sholat
a. Menurut kesehatan
1) Sholat mampu menyembuhkan rematik
Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
2) Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung
Kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku'â dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala.
3) Sholat merupakan gerak olah raga terbaik
Secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus sholat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.
4) Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit
Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.
5) Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan
Pengulangan sujud dalam sholat setiap harinya minimal dilakukan 34 x. Bilangan tersebut dianggap bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah.
6) Manfaat Kekhusyuâkan dalam Sholat
Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Dan akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
7) Kedhasyatan sholat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu)
Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.
b. Secara umum
1) Mengingatkan kita kepada Allah.
2) Mengidupkan rasa takut kepada Allah.
3) Menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid.
4) Tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya.
5) Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang.
6) Dapat menghadapi segala kesusahan dalam hati.
7) Menghilangkan tabi’at loba.
8) Tidak takut kemiskinan dan kepapaan karena banyk mengeluarkan harta di jalan Allah.
9) Menghasilkan ketetapan pendirian.
10) Mengekalkan kita mengerjakan kebajikan.
11) Memelihara aturan-aturan dan disiplin.
12) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.
13) Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan taat.
D. Akhlak dalam Shalat
Dalam Qs. Al-Ankabut : 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk mengeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikapseorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak /tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah SWT didunia dan taqqarub dengan-Nya diakhirat. (Jabir Al Jazairi,2004:298)
Shalat merupakan media komunikasi antara san Khalik dan seorang hamba. Media komunikasi ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri,positif maupun negative. Maka shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.
1. Keterkaitan shalat dan akhlak sinergis shalat dan sabar, sebuah harmoni
Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah piker, olah gerak dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang terintegrasi sempurna, saling melengkapi dari dimensi perilaku/lisan (al-bayan), respons motorik, rasionalitas (menempatkan diri secara proposional) dan kepekaan terhadap jati diri kepekaan dan keharusan untuk merasakan cinta dan kasih saying Allah SWT. Yang menarik, Alquran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah, Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat :
a. Latihan kedisiplinan
Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu.
b. Latihan kebersihan
Sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudhu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci.
c. Latihan konsentrasi
Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat.
d. Latihan sugesti kebaikan
Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan.
e. Latihan kebersamaan
Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.
E. Hikmah Shalat
Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliknya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berhadapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.
Abul A’la Maududi menjelaskan bahwa hikmah ibadah shalat tersebut di antaranya:
a. Kesadaran kedudukan sebagai budak.
b. Rasa berkewajiban.
c. Latihan kepatuhan.
d. Menimbulkan rasa kepatuhan kepada Allah.
e. Kesadaran akan hukum Allah.
F. Makna Spiritual Shalat
1. Menyelami Hakekat Sujud
Sayidina Ali pernah ditanya tentang makna sujud pertama. Ia menjawab, itu artinya: Allahumma innaka minha khalaqtana (Ya Allah sesungguhnya Engkau menciptakan kami dari tanah). Makna bangkit dari sujud ialah: Wa minha akhrajtana (Dan daripadanya engkau mengeluarkan kami). Makna sujud kedua ialah: Wa ilaina tu'iduna (Dan kepadanya Engkau akan mengembalikan kami). Bangkit dari sujud kedua maknanya: Wa minha takhrujna taratan ukra (Dan daripadanya Engkau akan membangkitkan lagi).
Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.
2. Rahasia Di Balik Shalat
Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS.Taha:14).
Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103). Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya), bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman (al-shalatu mi'raj al-mu'minin), sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
3. Rahasia Bangkit dari Sujud
Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total (tafwidh) kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri sebagai manusia ditumpahkan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua sujud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai betul-betul bejana dalam bentuk rongga ini bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya kesucian.
Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang secara harfiah berarti "kehadiran" dan "penyaksian" yang dalam bahasa tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine conciousnes), di mana sang hamba dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad). Ittihad itu sendiri adalah suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau yang menyembah dan yang disembah sudah menyatu (al-'abid wa al-ma'bud wahid).
Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran: Minha khalaqnakum wa fiha nu'idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra (Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain) (QS Thaha [20]:55).
4. Rahasia Salam
Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam puncak pendakian (al-qaus al-al-su'ud). Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi raji'un (Kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya/QS al-Baqarah [2]:156). Ia merasa telah melakukan perjalanan meninggalkan wujud lahir menuju wujud batin (al-sair min al-adhahir ila al-bathin), dari wujud keteruraian ke wujud kebersatuan (min al-tafshil ila al-ijmal), dan dari wujud partikular ke wujud universal.
Ketika dalam tasyahhud maka yang bersangkutan merasakan sebuah perasaan misteri, seolah-olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti terbebas dari beban yang selama ini menggunung di pundaknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam ayat: Wa takun al-jibal ka al-'ihn al-manfus (dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan/QS al-Qari'ah [101]:5). Ia merasakan kedamaian sejati karena sudah berada di dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana batin: Al-taraqqi ila 'ain al-jam' wa al-Hadhrah al-Ahadiyyah (pendakian menuju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah).
G. Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat
Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT.
Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh. Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memperoleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang-orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di lehernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akandibukakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman didasar neraka. Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’ Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya. Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun).... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.
Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR.Bukhari&Muslim)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam). Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat muslim.
B. Saran
Kami hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah sirna dari khilafan, karena kesempurnaan hanyalah milik allah swt. Karena dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka selayaknya saya mengharapkan kritik atau pun saran yang membangun kepada para pembaca agar kami bisa memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya dan semoga makalah kami dapat menambah para pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Asyrafuddin, Mukhlisin, N., 2015. Makna Rukhshah dan Pembagiannya.
https://almanhaj.or.id/3000-makna-rukhshah-dan-pembagiannya.html. 9 Oktober 2016, 12.35.Tuasikal, Abduh, M., 2012. Permasalahan Kontemporer.
http://cafe-islamicculture.blogspot.com/2011/06/kupas-tuntas-masalah-hukum-shalat-jama.html#ixzz4JpRPn03q. 9 Oktober 2016, 12.41. Tuasikal, Abduh, M., 2013. Bahaya Meninggalkan Shalat (Dalil Aqli).
https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-quran.html. 9 Oktober 2016, 13.00.
Komentar
Posting Komentar