MAKALAH TENTANG HUMAN RELATIONS DAN MOTIVASI KERJA
MAKALAH TENTANG HUMAN RELATIONS DAN MOTIVASI KERJA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA KELOMPOK 4
1) Sri Wahyuni (1722017)
2) Musaddik (1722019)
3) Misra (1722021)
4) Dewi Darfiani Amir (1722023)
5) Nurbaya (1722025)
6) Andi Dian Septiani (1722027)
7) Hasnidar (1722029)
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latarbelakang............................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................3
C. Praktik.......................................................................................4
D. Ciri............................................................................................5
BAB 2
PEMBAHASAN ..............................................................................6
A. Pengertian .......... ........................................................................7
B. Unsur...........................................................................................8
C. Prinsip.........................................................................................9
D.Tujuan........................................................................................10
BAB 3.
PENUTUP......................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................12
B. Saran.........................................................................................13
C. Daftar pustaka..........................................................................14
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nya yang telah membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya, sebagaimana terkandung dalam Al-qur’an dan Al-hadist, petunjuk menuju kejalan yang lurus dan jalan yang ridhoi-Nya dan kami bersyukur kepada-Nya yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HUMANS RELATIONS DALAM DUNIA KERJA”
Shalawat berserta salam dihanturkan pada kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Akan tetapi didalam makalah ini, saya menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu saya mengahrapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, kami ucapkan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya psikologi ilmiah modern pada pertengahan abad ke-19, kaitan antara dua unsur itu memperoleh arti baru yang spesifik. Study mengenai motivasi manusia ketika itu sangat dipengaruhi oleh karya-karya biolog inggris, Charles Darwin, bahwa manusia dianggap sebagai makhluk yang terlibat dalam pergulatan keras dengan alam untuk bisa bertahan hidup. Dari pergumulan keras tersebut, diasumsikan bahwa manusia memiliki hasrat atau keinginan yang kuat untuk tetap hidup.
Human relations adalah membina hubungan lewat sebuah komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan kepuasan antara kedua belah pihak. Baik itu dalam segala bidang kehidupan ataupun sebatas dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Keith Davis mengemukakan bahwa “Human relatios at work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial.
Secara sempit human relations hanya terjadi dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan untuk menggugah gairah kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta berbahagia hati. Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu. Human relations bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi seseorang dalam suatu pemerintahan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi kerja seseorang. Mereka yang termotivasi dengan baik akan memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Human Relations ?
2. Bagaimana unsur-unsur human relations ?
3. Apa saja prinsip human relations?
4. bagaimana maksud dan tujuan human relations?
5. bagaimana peran human relations dalam hubungan internal?
6. bagaimana peran human relations dalam peningkatan karir?
7. apa perspektif dan berbagai konflik daalam human relations?
8. apa pengertian motivasi kerja?
9. bagaimana teori motifasi kerja?
C. Unsur
Praktik Human Relation dalam dunia kerja
Human relations merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan komunikasi baik dalam komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi kelompok dan dalam public relations. Bahkan human relations juga sangat penting bagi seorang pemimpin yang sehari-harinya banyak melakukan komunikasi baik vertical maupun horizontal. Di dalam pergaulan sehari-hari antara individu dengan individu, baik dalam lingkungan kecil maupun lingkungan besar human relations merupakan faktor penting.
D. Ciri hakiki human relations
Ciri hakiki human relations bukan “human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rohaniah yang tertuju pada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Human relations dapat dilakukan atau terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan serta terhadap siapa saja.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HUMAN RELATION
Pengertian Human Relation Menurut Beberapa ahli
Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru. Human relations adalah komunikasi. Komunikasi adalah penggerak didalam organisasi. Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Komunikasi antar manusia (human communication) atau komunikasi sosial (social communication), komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi penting bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Peradaban dan kebudayaan, perkembangan masyarakat, dan kemajuan teknologi tidak mungkin terjadi tanpa kominikasi antar manusia, baik dalam lingkungan suatu bangsa maupun antar bangsa.
Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud, maupun yang tidak berwujud; dengan lain perkataan: baik yang konkrit maupun abstrak. Jika komunikasi menggunakan bahasa disebut komonikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi menggunakan lambang yang bukan bahasa dinamakan komunikasi non verbal (non verbal communication).
H.Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
UNSUR-UNSUR HUMAN RELATIONS
Komunikan
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika menyampaikan pesan.
Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
Efek
Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses kominikasi. Efek diklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar
C. PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN HUMAN RELATIONS
Prinsip Human Relations
Prinsip-prinsip Human Relations menurut Sondang Siagian dikenal dengan “The Ten Commandement of Human Relation”, yaitu:
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam organisasi.
2. Suasana kerja yang menyenangkan
3. Informalitas yang wajar dalam lingkungan kerja
4. Manusia (karyawan atau bawahan) bukan mesin
5. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal
6. Pekerjaan menarik dan penuh tantangan
7. Pengakuan serta penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas
8. Alat perlengkapan yang cukup
9. The right man in the right place (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
10. Balas jasa (gaji atau imbalan) harus setimpal dengan jasa yang diberikan
Maksud dan Tujuan Human Relations
Maksud dan tujuan dari human relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yaitu :
a. Untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
b. Untuk memunculkan hubungan kerjasama yang baik
c. Untuk mengurangi aspek negatif atau konflik yang terjadi antara sesama bawahan atau antara bawahan dan atasan
d. Agar kita mengetahui hubungan kerja dengan faktor psikologis, sosiologis, komunikasi serta ekologi
e. Untuk menciptakan pegawai yang produktif
f. Peran Human Relation dalam Hubungan Internal
Human Relation adalah kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation yang dibangun berhasil, namun. Jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan human relation itu gagal. Untuk mempraktekan human relation, seorang pemimpin perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan vegetatif (makan, minum dan berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak, mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki hasrat dan kecerdasan), tetapi sifat-sifat rohaniah dan jasmaniah turut membentuk jiwa, sifat dan tingkah lakunya.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangkat mencapai suatu tujuan, jika seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain sebagainya.
Peran Human Relation dalam Peningkatan Karir
Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan, seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal .
Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organsasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah organisasi perlua mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun.
Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Human Relation secara teori bukanlah bagian dari kajian sosial, akan tetapi merupakan praksis psikologi sosial dalam bentuk komunikasi antar personal. Dan manusiawi sekali ketika kita membedah tentang relasi. Sedangkan public relation bentuk komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan cenderung aktif dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai peran besar untuk membantu kinerja seorang public relation dalam mempertahankan citra perusahaan atau sebuah organisasi.
Human relation tidak hanya penting bagi strategi public relation, akan tetapi human relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan atau organisasi. Bentuk aplikasi human relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan masyarakat atau konsumen.
Perspektif dan Berbagai Konflik dalam Human Relations
Para pakar yang meneliti tentang Human Relations Approach mengungkapkan bahwa Human Relations Approach khususnya memfokuskan pada kinerja kelompok, dan merupakan suatu kondisi dimana suatu hubungan berkembang dan berperan. (Conrad and Poole 2004)
Melalui tekanan yang ada pada human relations approach, tidak heran apabila konflik merupakan perhatian yang cukup besar bagi para pakar human relations approach. Dari perhatian tersebut timbul berbagai sistem untuk mengidentifikasi berbagai gaya ataupun strategi manusia yang digunakan dalam sebuah konflik serta menentukan cara yang efektif di berbagai situasi konflik yang berbeda.
Adapun Blake and Mouton (1964) dan Jay Hall (1969) yang mengidentifikasi lima perbedaan dalam suatu konflik. Klasifikasi yang mereka bentuk didasarkan pada dua komponen konflik yang mendasar, yakni assertiveness (ketegasan) dan cooperativeness (kerjasama).
PENGERTIAN MOTIFASI KERJA
motivasi kerja adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kapasitas dirinya dalam pekerjaan agar lebih produktif. Atau bisa juga motivasi kerja adalah cara seseorang untuk menjaga semangat kerjanya agar tetap stabil.
Apalagi untuk sekarang ini, di jaman sekarang kita dituntut untuk selalu melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat. Sehingga mood dan semangat yang baik sangat diperlukan, karena jika kita tidak dalam mood yang baik, akan membuat pekerjaan yang kita lakukan juga akan berantakan.
Jadi dalam hal ini motivasi kerja berperan untuk menjaga mood dan semangat kita agar tidak kendor. Itulah kenapa motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan kita. Motivasi yang dimiliki seseorang dalam bekerja akan sangat mempengaruhi pikiran dan keadaan seseorang tersebut.
Sebenarnya bukan hanya untuk orang dewasa saja, tetapi motivasi juga sangat diperlukan oleh siswa dan remaja yang sedang tumbuh dan ingin menggapai mimpi mereka. Terkadang mungkin mereka juga jenuh dengan aktivitas belajar yang terus menerus. Dengan motivasi inilah siswa tersebut akan bersemangat lagi untuk belajar.
Menurut Anda kata-kata motivasi kerja apa yang baik untuk mengembalikan semangat kerja? Jika Anda melihat di televisi atau di beberapa media mungkin Anda akan menemukan beberapa motivator. Setiap kata-kata yang mereka ucapkan sangat enak dan nyaman untuk didengar.
Nah, kami juga akan menunjukkan beberapa kata-kata motivasi yang bisa membuat semangat kerja Anda terus berkobar. Mungkin Anda juga bisa membagi beberapa kata-kata yang akan kami tunjukkan ini kepada teman sekantor atau sahabat Anda yang saat ini sedang mengalami krisis semangat.
Berikut kumpulan kata-kata motivasi kerja yang harus Anda tahu.
1. Jika kita diberikan umur yang panjang, maka manfaatkan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
2. Saat kita masih diberi kesempatan bangun di pagi hari, itu berarti Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang harus kita lakukan.
3. Jangan hanya bermalas-malasan, jadikan hidup kita lebih bermakna dengan bekerja.
4. Semua manusia memiliki kesempatan yang sama, jadi tetap semangat untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
Selain kumpulan kata kata motivasi di atas, kami juga memiliki kata-kata kerja keras terbaik lainnya. Anda bisa menyimaknya di sub judul di bawah ini.
Motivasi dalam bekerja dapat mendorong semangat kerja karena kuat lemahnya motivasi kerja seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi. Tanpa adanya motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja. Mengingat pentingnya motivasi, maka wujud perhatian pihak manajemen mengenai masalah motivasi karyawan dalam bekerja ialah melakukan usaha pemotivasian pada karyawan pada perusahaan melalui serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap terjaga. Salah satu variabel yang diasumsikan berperan terhadap motivasi kerja yaitu human relations. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara human relations dengan motivasi kerja pada karyawan. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara human relations dengan motivasi kerja
Subjek penelitian karyawan PD. BPR. BKK. Boyolali Kota yang berjumlah 43 orang. Metode pengambilan sampel secara studi populasi dan pengumpulan data menggunakan skala human relations dan skala motivasi kerja. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,576; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang signifikan antara human relation dengan motivasi kerja. Semakin tinggi human relation maka semakin tinggi motivasi kerja, sebaliknya semakin rendah human relation maka semakin rendah pula motivasi kerja. Sumbangan efektif human relation terhadap motivasi kerja sebesar 33,2%, artinya masih terdapat 66,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja di luar variabel human relation seperti faktor intrinsic yang meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan, capaian, dan pengakuan, serta faktor ekstrinsik yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui human relations pada subjek penelitian tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik = 104,671; dan rerata hipotetik= 102,5. Motivasi Kerja pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik = 91,767 dan rerata hipotetik = 90.
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan positif antara human relations dengan motivasi kerja. Semakin tinggi human relations maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan.
I. Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibedakan dalam dua kategori yaitu :
1. Teori isi (content theories) atau teori kebutuhan (need theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana kebutuhan-kebutuhan karyawannya dan bagaimana orang dengan kebutuhan berbeda mampu merespon situasi kerja berbeda. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a. Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
b. Teori ERG (Existence Relatedness Growth Theory) dari Clayton Alderfer
c. Teori kebutuhan motivasional dari David McClelland
d. Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
2. Teori proses (process theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana orang memberi makna terhadap imbalan dan peluang kerja yang tersedia untuk mengambilnya. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a. Teori harapan dari Victor Vroom
b. Teori Keadilan dari J. Stacy Adams
c. Teori Penguatan dari B.F. Skinner
C. Pendekatan Terpadu
Harsey and Blanchard memadukan bermacam–macam teori yang berhubungan dengan daya, motivasi, kepemimpinan, perilaku, kepribadian, control, pengembangan organisasi, perubahan organisasi dan lain–lain dikarenakan kebanyakan teori-teori tersebut hanya diuraikan sebagai konsep–konsep yang berdiri sendiri, sebagai konsep yang tidak ada hubungannya satu sama lain. Ia memadukannya ke dalam pendekatan kepemimpinan situasional untuk maksud lebih menunjukkan persamaan dari pada perbedaan di antara teori–teori tersebut. Beberapa teori yang dipadukan tersebu diantaranya : perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan, teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori motivasi dua faktor, tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; dan selain yang disebutkan tersebut masih banyak beberapa pendekatan terpadu lainnya.
Peran Human Relation dalam Hubungan Internal
Human Relation adalah kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation yang dibangun berhasil, namun. Jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan human relation itu gagal. Untuk mempraktekan human relation, seorang pemimpin perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan vegetatif (makan, minum dan berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak, mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki hasrat dan kecerdasan), tetapi sifat-sifat rohaniah dan jasmaniah turut membentuk jiwa, sifat dan tingkah lakunya.
Sebagaimana manusia pada umumnya, para karyawan juga terdiri dari orang-orang extravert, ambivert dan introvert dengan kebiasan-kebiasan berpikir dan berperasaan yang berbeda. Hal ini penting untuk diketahui pimpinan manajer dan eksekutif. Dengan demikian para pemimpin dapat memahami mengapa seorang karyawan memiliki sifat tabiat tertentu, dan ini akan memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi karyawan. Masalah yang dihapadi oleh karyawan baik dirumah maupun ditempat kerja akan mempengaruhi produktivitas karyawan tersebut. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangkat mencapai suatu tujuan, jika seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain sebagainya,
Pemimpin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk dapat bekerja bersama-sama, dalam hal ini komunikasi memegang peranan penting,
Human Relation seperti dijelaskan diatas adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan. disamping para karyawan bekerja dengan hati puas.
Hubungan manusiawi memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Bila kondisi untuk hubungan interpersonal yang baik hadir, kita juga cenderung menemukan respons-respons positif terhadap pimpinan, sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif, agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
Peran Human Relation dalam Peningkatan Karir
Seperti dijelaskan diatas, kunci dari kegiatan Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan, seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal
Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organsasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah organisasi perlua mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Karyawan yang mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meningkatkan karirnya akan merangsang motivasinya untuk bekerja lebih baik. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam pengembangan karir karyawannya akan mempunyai kinerja dan kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan dan perilaku dalam melakukan pengembangan, dimana hal tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan dari karyawan terhadap kinerja pimpinan perusahaan dan produktivitas organisasi akan berjalan lambat karena karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam organisasi.
Jadi, pengembangan karir merupakan hal yang penting untuk mendorong kinerja karyawan,
Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun. Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Human Relation secara teori bukanlah bagian dari kajian sosial, akan tetapi merupakan praksis psikologi sosial dalam bentuk komunikasi antar personal. Dan manusiawi sekali ketika kita membedah tentang relasi. Apalagi relasi yang kita kaji cukup pragmatis sekali. Yaitu relasi sebagai upaya untuk memenuhi eksistensi dan daya tahan perusahaan atau organisasi sebagai wadah manusia untuk bertahan sebagai entitas yang korelatif dan saling membutuhkan. Tidak jarang relasi manusiawi atau human relation dijadikan cara untuk mempertahankan apa yang harus dipertahankan manusia itu sendiri. Seperti perusahaan membangun relasi untuk mencoba menjaga stabilitas produksi perusahaan, dan berupaya seprogresif mungkin.
Ranah praksis relasi manusiawi inilah yang menjadi bentuk strategi komunikasi organisasi yang diupayakan oleh kegiatan public relation Public Relation dengan tujuan dasar untuk membangun dan mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal perusahaan tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan seremonial.
Karena pada umumnya selama ini masih mengedepankan langkah yang kooptatif dan diskoperatif. Langkah sentra yang dibangun seharusnya tidak hanya secara komunal atau kelompok, tapi perlu upaya pendekatan secara individual dan kultural. Antara human relation dan public relation mempunyai kata kunci yang sama. Yaitu sama-sama membangun relasi. Yang membedakan satu sama lain adalah human relation lebih demokratis dan cultural dan tidak terstruktur, namun sangat dalam dan menjiwa.
Sedangkan public relation bentuk komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan cenderung aktif dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai peran besar untuk membantu kinerja seorang public relation dalam mempertahankan citra perusahaan atau sebuah organisasi. Human relation tidak hanya penting bagi strategi public relation, akan tetapi human relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan atau organisasi.
Manusia yang bekerja dalam perusahaan, dan manusia yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bukanlah sebuah robot yang tanpa naluriah dan beban psikologis. Ketika karyawan merasa tidak nyaman dan terintimidasi, maka secara drastis kemampuan berfikir dan daya kerja optimal mereka hilang begitu saja. Akhirnya frustasi sosial lantaran tuntutan pekerjaan yang terlalu berlebihan dan komunikasi internal perusahaan yang agresif sehingga memungkinkan terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek domino terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli dan motivasi sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia. Jika dalam relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja. Dalam relasi kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai kita budayakan dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Bentuk aplikasi human relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan masyarakat atau konsumen.
Oleh sebab itu citra perusahaan lebih tergantung bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu pada saat ini human relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk mendongkrak kinerja public relation.
TOLAK UKUR MOTIVASI KERJA
Dalam menilai motivasi kerja sesorang, maka para manajemen membuat tolak ukur dalam melakukan penilaiannya.Berikut adalah beberapa tolak ukur dalam menentukan motivasi :
1. Tinggi, motivasi kerja tinggi apabila bawahan memiliki disiplin kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang sangat memuaskan bagi atasan.
2. Sedang, motivasi kerja sedang apabila bawahan kurang memiliki disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang memuaskan bagi atasan.
3. Rendah, motivasi kerja rendah apabila bawahan tidak memiliki disiplin kerja, tidak memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang tidak memuaskan bagi atasan
Dalam memberi motivasi memang tidak mudah. Pada umumnya pegawai-pegawai mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan lain-lain yang berbeda. Mereka melihat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian dari berbagai sudut pandang yang berlainan, dan reaksi-reaksi mereka terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap lingkungan mereka. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan adalah merupakan ujung tombak keberhasilan suatu organisasi, karena organisasi yang dipimpin oleh pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang mengetahui kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya baik itu kebutuhan manusia secara fisiologis atau secara psikologis, karena kepemimpinan merupakan salah satu alat bagaimana mempengaruhi orang lain dalam suatu organisasi, dan bagaimana orang bertingkah laku sehingga dengan kepemimpinan yang baik diharapkan akan meningkatkan motivasi kerja orang-orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus selalu lebih mengetahui terhadap bawahannya sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan adanya kerjasama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota kelompok pemimpin perlu berorientasi kepada bawahan. Motivasi merupakan bagian dari human relations untuk bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada dalam diri seseorang, sehingga seseorang yang diberi motivasi dapat bekerja lebih keras, berusaha mencari tingkat tanggung jawab, bekerja tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan melakukan pekerjaannya dengan professional.
Faktor Penghambat Human Relation dalam perusahaan
1. Hambatan Bersifat Objektif
Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya human relation yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan dan tidak mendukung. Contoh hambatan bersifat objektif antara lain: gangguan cuaca terhadap jalannya pidato radio, gangguan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat tepi jalan raya dan lain sebagainya.. Rintangan atau hambatan yang bersifat objektif ini mungkin pula disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi misalnya “field of experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan komunikan, approach penyajian yang kurang baik, timing yang tidak cocok, penggunaan media yang keliru, dan sebagainya.
2. Hambatan Bersifat Subjektif’
Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingg merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya. Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu suatu kepentingan yang bersangkutan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi tersebut atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal-hal yang sukar dan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan evasion of communication. Selain bersifat objektif dan subjektif hamabatan yang ada di dalam human relation (hubungan bermasyarakat) juga di dorong dengan factor pendukung lainnya yang bersifat negative. Faktor pendukung negative tersebut biasanya terjadi karena adanya masalah yang mengakibatkan hambatan di dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi di dalam human relation :
a. Ketidakpahaman Peran Para pegawai belum memahami peran dan wewenang staff HRD dalam memberikan penjelasan yang benar tentaang peran masing-masing pegawai.
b. Konflik Tanggung Jawab Pegawai terbuka tentang kondisinya dan staff HRD tulus mendengarkan keluhan yang disampaikan pegawai.
c. Perbedaan Status Salah satu pegawai merasa mempunyai kemampuan lebih, menyebabkan pegawai yang lain lebih merasa canggung , komunikasi ini berlangsung searah dan otoriter.
d. Perbedaan Persepsi Penggunaan istilah dan bahasa pegawai yang tidak dipahami pegawai lain menjadi masalah komunikasi yang umum terjadi.
Fungsi Human Relation dalam kepemimpinan dan Tujuan Human Relations
Fungsi Human Relations bagi organisasi dan pelaksanaannya adalah identik dengan maksud dan tujuan dijadikannya Human Relations seperti yang telah dikemukakan oleh H.R Danan Djaja :
1. Mencegah salah pengertian antara pimpinan dan bawahan
2. Mengembangkan kerjasama antara pimpinan dengan bawahan
3. Dapat membentuk suatu kelompok kerja atau group dynamic atau team work yang efektif.
4.Mengarahkan individu dalam kelompok kepada satu tujuan.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa Human Relations tidak lepas dari individu yang harus menjalankan fungsinya dengan mengikuti peraturan-peraturan yang berorientasi kepada pencapaian sasaran. Pencapaian sasaran ini memungkinkan orang bekerja dengan memperoleh kepuasan dari hasilnya. Kemudian Keith Davis memberikan pengertian Human Relations ditinjau dari sudut Pimpinan yang mempunyai tugas memimpin kelompoknya dan mempertanggung jawabkannya yang dikutip oleh Oemi Abdurrachman, yaitu:
”Human Relations adalah interaksi dari orang-orang kedalam suasana kerja dengan memotivasi , mereka akan bekerja bersama-sama secara produktif, kooperatif dengan kepuasan baik mengenai segi ekonominya maupun psikologi dan sosialnya. Human Relations yang efektif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu, memberikan kepuasan pada mereka dengan batas-batas kemampuan badan itu”. (Abdurrachman, 1993:81)
Dalam pengertian Human Relations tersebut tercermin adanya kehendak agar segenap aktivitas menyatu padukan manusia dengan pekerjaan di dalam suatu organisasi memungkinkan berkembangnya diri manusia sepenuhnya. Sehingga antara manusia dalam melaksanakan pekerjaannya terdapat hubungan timbal balik yang bermanfaat. Hal ini juga merupakan suatu kegiatan hubungan antara pimpinan dengan bawahan di dalam suatu organisasi untuk bekerjasama, agar kebutuhan psikologisnya serta kebutuhan sosial psikologisnya dapat terpenuhi. Oleh karena itu di dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi dapat dilaksanakan tanpa merasa kekurangan pemenuhan kebutuhannya, yang pada gilirannya dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, hingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
Dalam interaksi atau dalam hubungan tersebut, terdapat ciri hakiki Human Relations yakni bahwa pengertian Human Relations dalam makna proses rohaniah pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya antara bawahan dengan bawahan yang lain untuk mendapatkan kepuasan hati, semangat kerja, kerjasama moral serta disiplin yang tinggi dari para pegawai, sehingga dapat dicapai produksi yang tinggi. Apabila tujuan tersebut dapat tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu benar-benar bekerjasama dengan tujuan dan dorongan bersama.
“Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.” Demikian kata R.F. Maier dalam bukunya, Principle of Human Relation.
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan.
Di sinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dia harus membawa penderita dari problem situation kepada problem solving behaviour.
Dalam menerapkan human relation, seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa prinsip agar pencapaiannya dapat maksimal. Di antaranya adalah :
• Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu di dalam organisasi tersebut.
• Suasana kerja yang menyenangkan.
• Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
• Manusia bawahan bukan mesin.
• Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.
• Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
• Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
• Alat perlengkapan yang cukup.
• “The right man in the right place”.
• Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Human Relation dalam Meningkatkan motivasi kerja Kunci aktivitas
human relations adalah memotivasi.
Dengan demikian, dalam kegiatanhuman relations yang berinteraksi di dalamnya harus mampu memotivasi agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dengan cara berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang pada akhirya mereka mau bekerja, bergerak, atau melakukan seuatu sehingga menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak. Jadi, sebuah komunikasi yang terjadi baru bisa dikatakan sebagai sebuah Human relations apabila,dalam komunikasi tersebut kedua belah pihak saling berinteraksi, berkomunikasi, dan memberikan kepuasan batin serta kebahagiaan bagi kedua belah pihak tersebut.
Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar berarti pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu. Human relations juga bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi pegawai dalam suatu perusahaan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi kerja seorang pegawai melalui human relation. Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Jika seorang pegawai termotivasi dengan baik, maka akan menunjukkan suatu perusahaan yang berjalan efektif dan hal ini merupakan kunci sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan yang dipimpinnya. Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitan human relations.
Terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, kelima hal tersebut antara lain :
1.Tersedianya umpan balik dan proses mendengarkan yang efektif.
2.Adanya kesungguhan hati dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3.Dapat memahami kebutuhan-kebutuhan pegawai bawahan.
4.Penggunaan waktu secara tepat dan efektif.
5.Mempergunakan saluran komunikasi yang tepat
Disadari atau tidak Human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh positif dan negatif terhadap motivasi kerja seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat yang digunakan oleh seorang atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya (komunikasi vertikal) akan berakibat menurunnya motivasi kerja bawahannya. Hal ini dapat terjadi karena motivasi berhubungan erat dengan implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu komunikasi. Adapun komunikasi horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan Antar Manusia ( Human Relation ) adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.Human Relation merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan. Untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya. Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, Human Relation adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga Mhasil yang diperoleh dapat memuaskan.Human relation dalam organisasi merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Human Relation memegang peranan penting dalam hubungan internal karena dapat memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi. Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, bukan hanya pimpinan dengan karyawan.
Tetapi juga karyawan dengan karyawan yang berpotensi mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tuju.
B. SARAN
Human Relations harus memiliki evaluasi prestasi kerja bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam organisasi, sehingga organisasi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian prestasinya. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur untuk pemberian kompensasai, pengembangan potensi diri serta perbaikan lingkungan kerja dalam melakukan inovasi yang akhirnya akan meningkatkan motifasi dan dapat juga meningkatkan potensi kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Uncontrolled Keywords: Motivasi Kerja Pegawai,Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat,Bandung
Subjects : Sosiologi dan Antropologi, Masyarakat, Kemasyarakatan
Divisions : Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Hubungan Masyarakat
Depositing User : guriang akbar guriangakbar
Date Deposited : 29 Feb 2016 01:32
Last Modified :23 Mar 2016 03:38
URI : http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/663
Subjects : B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions : Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User : Musyarofah Siti
Date Deposited : 25 Jun 2010 08:25
Last Modified : 15 Nov 2010 00:25
URI : http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/7770
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA KELOMPOK 4
1) Sri Wahyuni (1722017)
2) Musaddik (1722019)
3) Misra (1722021)
4) Dewi Darfiani Amir (1722023)
5) Nurbaya (1722025)
6) Andi Dian Septiani (1722027)
7) Hasnidar (1722029)
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latarbelakang............................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................3
C. Praktik.......................................................................................4
D. Ciri............................................................................................5
BAB 2
PEMBAHASAN ..............................................................................6
A. Pengertian .......... ........................................................................7
B. Unsur...........................................................................................8
C. Prinsip.........................................................................................9
D.Tujuan........................................................................................10
BAB 3.
PENUTUP......................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................12
B. Saran.........................................................................................13
C. Daftar pustaka..........................................................................14
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nya yang telah membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya, sebagaimana terkandung dalam Al-qur’an dan Al-hadist, petunjuk menuju kejalan yang lurus dan jalan yang ridhoi-Nya dan kami bersyukur kepada-Nya yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HUMANS RELATIONS DALAM DUNIA KERJA”
Shalawat berserta salam dihanturkan pada kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Akan tetapi didalam makalah ini, saya menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu saya mengahrapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, kami ucapkan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya psikologi ilmiah modern pada pertengahan abad ke-19, kaitan antara dua unsur itu memperoleh arti baru yang spesifik. Study mengenai motivasi manusia ketika itu sangat dipengaruhi oleh karya-karya biolog inggris, Charles Darwin, bahwa manusia dianggap sebagai makhluk yang terlibat dalam pergulatan keras dengan alam untuk bisa bertahan hidup. Dari pergumulan keras tersebut, diasumsikan bahwa manusia memiliki hasrat atau keinginan yang kuat untuk tetap hidup.
Human relations adalah membina hubungan lewat sebuah komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan kepuasan antara kedua belah pihak. Baik itu dalam segala bidang kehidupan ataupun sebatas dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Keith Davis mengemukakan bahwa “Human relatios at work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial.
Secara sempit human relations hanya terjadi dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan untuk menggugah gairah kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta berbahagia hati. Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu. Human relations bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi seseorang dalam suatu pemerintahan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi kerja seseorang. Mereka yang termotivasi dengan baik akan memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Human Relations ?
2. Bagaimana unsur-unsur human relations ?
3. Apa saja prinsip human relations?
4. bagaimana maksud dan tujuan human relations?
5. bagaimana peran human relations dalam hubungan internal?
6. bagaimana peran human relations dalam peningkatan karir?
7. apa perspektif dan berbagai konflik daalam human relations?
8. apa pengertian motivasi kerja?
9. bagaimana teori motifasi kerja?
C. Unsur
Praktik Human Relation dalam dunia kerja
Human relations merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan komunikasi baik dalam komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi kelompok dan dalam public relations. Bahkan human relations juga sangat penting bagi seorang pemimpin yang sehari-harinya banyak melakukan komunikasi baik vertical maupun horizontal. Di dalam pergaulan sehari-hari antara individu dengan individu, baik dalam lingkungan kecil maupun lingkungan besar human relations merupakan faktor penting.
D. Ciri hakiki human relations
Ciri hakiki human relations bukan “human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rohaniah yang tertuju pada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Human relations dapat dilakukan atau terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan serta terhadap siapa saja.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HUMAN RELATION
Pengertian Human Relation Menurut Beberapa ahli
Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru. Human relations adalah komunikasi. Komunikasi adalah penggerak didalam organisasi. Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Komunikasi antar manusia (human communication) atau komunikasi sosial (social communication), komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi penting bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Peradaban dan kebudayaan, perkembangan masyarakat, dan kemajuan teknologi tidak mungkin terjadi tanpa kominikasi antar manusia, baik dalam lingkungan suatu bangsa maupun antar bangsa.
Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud, maupun yang tidak berwujud; dengan lain perkataan: baik yang konkrit maupun abstrak. Jika komunikasi menggunakan bahasa disebut komonikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi menggunakan lambang yang bukan bahasa dinamakan komunikasi non verbal (non verbal communication).
H.Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
UNSUR-UNSUR HUMAN RELATIONS
Komunikan
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika menyampaikan pesan.
Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
Efek
Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses kominikasi. Efek diklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar
C. PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN HUMAN RELATIONS
Prinsip Human Relations
Prinsip-prinsip Human Relations menurut Sondang Siagian dikenal dengan “The Ten Commandement of Human Relation”, yaitu:
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam organisasi.
2. Suasana kerja yang menyenangkan
3. Informalitas yang wajar dalam lingkungan kerja
4. Manusia (karyawan atau bawahan) bukan mesin
5. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal
6. Pekerjaan menarik dan penuh tantangan
7. Pengakuan serta penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas
8. Alat perlengkapan yang cukup
9. The right man in the right place (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
10. Balas jasa (gaji atau imbalan) harus setimpal dengan jasa yang diberikan
Maksud dan Tujuan Human Relations
Maksud dan tujuan dari human relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yaitu :
a. Untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
b. Untuk memunculkan hubungan kerjasama yang baik
c. Untuk mengurangi aspek negatif atau konflik yang terjadi antara sesama bawahan atau antara bawahan dan atasan
d. Agar kita mengetahui hubungan kerja dengan faktor psikologis, sosiologis, komunikasi serta ekologi
e. Untuk menciptakan pegawai yang produktif
f. Peran Human Relation dalam Hubungan Internal
Human Relation adalah kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation yang dibangun berhasil, namun. Jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan human relation itu gagal. Untuk mempraktekan human relation, seorang pemimpin perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan vegetatif (makan, minum dan berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak, mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki hasrat dan kecerdasan), tetapi sifat-sifat rohaniah dan jasmaniah turut membentuk jiwa, sifat dan tingkah lakunya.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangkat mencapai suatu tujuan, jika seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain sebagainya.
Peran Human Relation dalam Peningkatan Karir
Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan, seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal .
Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organsasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah organisasi perlua mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun.
Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Human Relation secara teori bukanlah bagian dari kajian sosial, akan tetapi merupakan praksis psikologi sosial dalam bentuk komunikasi antar personal. Dan manusiawi sekali ketika kita membedah tentang relasi. Sedangkan public relation bentuk komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan cenderung aktif dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai peran besar untuk membantu kinerja seorang public relation dalam mempertahankan citra perusahaan atau sebuah organisasi.
Human relation tidak hanya penting bagi strategi public relation, akan tetapi human relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan atau organisasi. Bentuk aplikasi human relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan masyarakat atau konsumen.
Perspektif dan Berbagai Konflik dalam Human Relations
Para pakar yang meneliti tentang Human Relations Approach mengungkapkan bahwa Human Relations Approach khususnya memfokuskan pada kinerja kelompok, dan merupakan suatu kondisi dimana suatu hubungan berkembang dan berperan. (Conrad and Poole 2004)
Melalui tekanan yang ada pada human relations approach, tidak heran apabila konflik merupakan perhatian yang cukup besar bagi para pakar human relations approach. Dari perhatian tersebut timbul berbagai sistem untuk mengidentifikasi berbagai gaya ataupun strategi manusia yang digunakan dalam sebuah konflik serta menentukan cara yang efektif di berbagai situasi konflik yang berbeda.
Adapun Blake and Mouton (1964) dan Jay Hall (1969) yang mengidentifikasi lima perbedaan dalam suatu konflik. Klasifikasi yang mereka bentuk didasarkan pada dua komponen konflik yang mendasar, yakni assertiveness (ketegasan) dan cooperativeness (kerjasama).
PENGERTIAN MOTIFASI KERJA
motivasi kerja adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kapasitas dirinya dalam pekerjaan agar lebih produktif. Atau bisa juga motivasi kerja adalah cara seseorang untuk menjaga semangat kerjanya agar tetap stabil.
Apalagi untuk sekarang ini, di jaman sekarang kita dituntut untuk selalu melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat. Sehingga mood dan semangat yang baik sangat diperlukan, karena jika kita tidak dalam mood yang baik, akan membuat pekerjaan yang kita lakukan juga akan berantakan.
Jadi dalam hal ini motivasi kerja berperan untuk menjaga mood dan semangat kita agar tidak kendor. Itulah kenapa motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan kita. Motivasi yang dimiliki seseorang dalam bekerja akan sangat mempengaruhi pikiran dan keadaan seseorang tersebut.
Sebenarnya bukan hanya untuk orang dewasa saja, tetapi motivasi juga sangat diperlukan oleh siswa dan remaja yang sedang tumbuh dan ingin menggapai mimpi mereka. Terkadang mungkin mereka juga jenuh dengan aktivitas belajar yang terus menerus. Dengan motivasi inilah siswa tersebut akan bersemangat lagi untuk belajar.
Menurut Anda kata-kata motivasi kerja apa yang baik untuk mengembalikan semangat kerja? Jika Anda melihat di televisi atau di beberapa media mungkin Anda akan menemukan beberapa motivator. Setiap kata-kata yang mereka ucapkan sangat enak dan nyaman untuk didengar.
Nah, kami juga akan menunjukkan beberapa kata-kata motivasi yang bisa membuat semangat kerja Anda terus berkobar. Mungkin Anda juga bisa membagi beberapa kata-kata yang akan kami tunjukkan ini kepada teman sekantor atau sahabat Anda yang saat ini sedang mengalami krisis semangat.
Berikut kumpulan kata-kata motivasi kerja yang harus Anda tahu.
1. Jika kita diberikan umur yang panjang, maka manfaatkan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
2. Saat kita masih diberi kesempatan bangun di pagi hari, itu berarti Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang harus kita lakukan.
3. Jangan hanya bermalas-malasan, jadikan hidup kita lebih bermakna dengan bekerja.
4. Semua manusia memiliki kesempatan yang sama, jadi tetap semangat untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
Selain kumpulan kata kata motivasi di atas, kami juga memiliki kata-kata kerja keras terbaik lainnya. Anda bisa menyimaknya di sub judul di bawah ini.
Motivasi dalam bekerja dapat mendorong semangat kerja karena kuat lemahnya motivasi kerja seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi. Tanpa adanya motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja. Mengingat pentingnya motivasi, maka wujud perhatian pihak manajemen mengenai masalah motivasi karyawan dalam bekerja ialah melakukan usaha pemotivasian pada karyawan pada perusahaan melalui serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap terjaga. Salah satu variabel yang diasumsikan berperan terhadap motivasi kerja yaitu human relations. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara human relations dengan motivasi kerja pada karyawan. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara human relations dengan motivasi kerja
Subjek penelitian karyawan PD. BPR. BKK. Boyolali Kota yang berjumlah 43 orang. Metode pengambilan sampel secara studi populasi dan pengumpulan data menggunakan skala human relations dan skala motivasi kerja. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,576; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang signifikan antara human relation dengan motivasi kerja. Semakin tinggi human relation maka semakin tinggi motivasi kerja, sebaliknya semakin rendah human relation maka semakin rendah pula motivasi kerja. Sumbangan efektif human relation terhadap motivasi kerja sebesar 33,2%, artinya masih terdapat 66,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja di luar variabel human relation seperti faktor intrinsic yang meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan, capaian, dan pengakuan, serta faktor ekstrinsik yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui human relations pada subjek penelitian tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik = 104,671; dan rerata hipotetik= 102,5. Motivasi Kerja pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik = 91,767 dan rerata hipotetik = 90.
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan positif antara human relations dengan motivasi kerja. Semakin tinggi human relations maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan.
I. Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibedakan dalam dua kategori yaitu :
1. Teori isi (content theories) atau teori kebutuhan (need theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana kebutuhan-kebutuhan karyawannya dan bagaimana orang dengan kebutuhan berbeda mampu merespon situasi kerja berbeda. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a. Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
b. Teori ERG (Existence Relatedness Growth Theory) dari Clayton Alderfer
c. Teori kebutuhan motivasional dari David McClelland
d. Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
2. Teori proses (process theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana orang memberi makna terhadap imbalan dan peluang kerja yang tersedia untuk mengambilnya. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a. Teori harapan dari Victor Vroom
b. Teori Keadilan dari J. Stacy Adams
c. Teori Penguatan dari B.F. Skinner
C. Pendekatan Terpadu
Harsey and Blanchard memadukan bermacam–macam teori yang berhubungan dengan daya, motivasi, kepemimpinan, perilaku, kepribadian, control, pengembangan organisasi, perubahan organisasi dan lain–lain dikarenakan kebanyakan teori-teori tersebut hanya diuraikan sebagai konsep–konsep yang berdiri sendiri, sebagai konsep yang tidak ada hubungannya satu sama lain. Ia memadukannya ke dalam pendekatan kepemimpinan situasional untuk maksud lebih menunjukkan persamaan dari pada perbedaan di antara teori–teori tersebut. Beberapa teori yang dipadukan tersebu diantaranya : perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan, teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori motivasi dua faktor, tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; dan selain yang disebutkan tersebut masih banyak beberapa pendekatan terpadu lainnya.
Peran Human Relation dalam Hubungan Internal
Human Relation adalah kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation yang dibangun berhasil, namun. Jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan human relation itu gagal. Untuk mempraktekan human relation, seorang pemimpin perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan vegetatif (makan, minum dan berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak, mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki hasrat dan kecerdasan), tetapi sifat-sifat rohaniah dan jasmaniah turut membentuk jiwa, sifat dan tingkah lakunya.
Sebagaimana manusia pada umumnya, para karyawan juga terdiri dari orang-orang extravert, ambivert dan introvert dengan kebiasan-kebiasan berpikir dan berperasaan yang berbeda. Hal ini penting untuk diketahui pimpinan manajer dan eksekutif. Dengan demikian para pemimpin dapat memahami mengapa seorang karyawan memiliki sifat tabiat tertentu, dan ini akan memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi karyawan. Masalah yang dihapadi oleh karyawan baik dirumah maupun ditempat kerja akan mempengaruhi produktivitas karyawan tersebut. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangkat mencapai suatu tujuan, jika seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain sebagainya,
Pemimpin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk dapat bekerja bersama-sama, dalam hal ini komunikasi memegang peranan penting,
Human Relation seperti dijelaskan diatas adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan. disamping para karyawan bekerja dengan hati puas.
Hubungan manusiawi memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Bila kondisi untuk hubungan interpersonal yang baik hadir, kita juga cenderung menemukan respons-respons positif terhadap pimpinan, sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif, agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
Peran Human Relation dalam Peningkatan Karir
Seperti dijelaskan diatas, kunci dari kegiatan Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan, seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal
Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organsasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah organisasi perlua mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Karyawan yang mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meningkatkan karirnya akan merangsang motivasinya untuk bekerja lebih baik. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam pengembangan karir karyawannya akan mempunyai kinerja dan kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan dan perilaku dalam melakukan pengembangan, dimana hal tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan dari karyawan terhadap kinerja pimpinan perusahaan dan produktivitas organisasi akan berjalan lambat karena karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam organisasi.
Jadi, pengembangan karir merupakan hal yang penting untuk mendorong kinerja karyawan,
Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun. Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Human Relation secara teori bukanlah bagian dari kajian sosial, akan tetapi merupakan praksis psikologi sosial dalam bentuk komunikasi antar personal. Dan manusiawi sekali ketika kita membedah tentang relasi. Apalagi relasi yang kita kaji cukup pragmatis sekali. Yaitu relasi sebagai upaya untuk memenuhi eksistensi dan daya tahan perusahaan atau organisasi sebagai wadah manusia untuk bertahan sebagai entitas yang korelatif dan saling membutuhkan. Tidak jarang relasi manusiawi atau human relation dijadikan cara untuk mempertahankan apa yang harus dipertahankan manusia itu sendiri. Seperti perusahaan membangun relasi untuk mencoba menjaga stabilitas produksi perusahaan, dan berupaya seprogresif mungkin.
Ranah praksis relasi manusiawi inilah yang menjadi bentuk strategi komunikasi organisasi yang diupayakan oleh kegiatan public relation Public Relation dengan tujuan dasar untuk membangun dan mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal perusahaan tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan seremonial.
Karena pada umumnya selama ini masih mengedepankan langkah yang kooptatif dan diskoperatif. Langkah sentra yang dibangun seharusnya tidak hanya secara komunal atau kelompok, tapi perlu upaya pendekatan secara individual dan kultural. Antara human relation dan public relation mempunyai kata kunci yang sama. Yaitu sama-sama membangun relasi. Yang membedakan satu sama lain adalah human relation lebih demokratis dan cultural dan tidak terstruktur, namun sangat dalam dan menjiwa.
Sedangkan public relation bentuk komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan cenderung aktif dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai peran besar untuk membantu kinerja seorang public relation dalam mempertahankan citra perusahaan atau sebuah organisasi. Human relation tidak hanya penting bagi strategi public relation, akan tetapi human relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan atau organisasi.
Manusia yang bekerja dalam perusahaan, dan manusia yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bukanlah sebuah robot yang tanpa naluriah dan beban psikologis. Ketika karyawan merasa tidak nyaman dan terintimidasi, maka secara drastis kemampuan berfikir dan daya kerja optimal mereka hilang begitu saja. Akhirnya frustasi sosial lantaran tuntutan pekerjaan yang terlalu berlebihan dan komunikasi internal perusahaan yang agresif sehingga memungkinkan terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek domino terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli dan motivasi sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia. Jika dalam relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja. Dalam relasi kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai kita budayakan dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Bentuk aplikasi human relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan masyarakat atau konsumen.
Oleh sebab itu citra perusahaan lebih tergantung bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu pada saat ini human relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk mendongkrak kinerja public relation.
TOLAK UKUR MOTIVASI KERJA
Dalam menilai motivasi kerja sesorang, maka para manajemen membuat tolak ukur dalam melakukan penilaiannya.Berikut adalah beberapa tolak ukur dalam menentukan motivasi :
1. Tinggi, motivasi kerja tinggi apabila bawahan memiliki disiplin kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang sangat memuaskan bagi atasan.
2. Sedang, motivasi kerja sedang apabila bawahan kurang memiliki disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang memuaskan bagi atasan.
3. Rendah, motivasi kerja rendah apabila bawahan tidak memiliki disiplin kerja, tidak memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang tidak memuaskan bagi atasan
Dalam memberi motivasi memang tidak mudah. Pada umumnya pegawai-pegawai mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan lain-lain yang berbeda. Mereka melihat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian dari berbagai sudut pandang yang berlainan, dan reaksi-reaksi mereka terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap lingkungan mereka. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan adalah merupakan ujung tombak keberhasilan suatu organisasi, karena organisasi yang dipimpin oleh pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang mengetahui kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya baik itu kebutuhan manusia secara fisiologis atau secara psikologis, karena kepemimpinan merupakan salah satu alat bagaimana mempengaruhi orang lain dalam suatu organisasi, dan bagaimana orang bertingkah laku sehingga dengan kepemimpinan yang baik diharapkan akan meningkatkan motivasi kerja orang-orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus selalu lebih mengetahui terhadap bawahannya sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan adanya kerjasama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota kelompok pemimpin perlu berorientasi kepada bawahan. Motivasi merupakan bagian dari human relations untuk bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada dalam diri seseorang, sehingga seseorang yang diberi motivasi dapat bekerja lebih keras, berusaha mencari tingkat tanggung jawab, bekerja tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan melakukan pekerjaannya dengan professional.
Faktor Penghambat Human Relation dalam perusahaan
1. Hambatan Bersifat Objektif
Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya human relation yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan dan tidak mendukung. Contoh hambatan bersifat objektif antara lain: gangguan cuaca terhadap jalannya pidato radio, gangguan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat tepi jalan raya dan lain sebagainya.. Rintangan atau hambatan yang bersifat objektif ini mungkin pula disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi misalnya “field of experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan komunikan, approach penyajian yang kurang baik, timing yang tidak cocok, penggunaan media yang keliru, dan sebagainya.
2. Hambatan Bersifat Subjektif’
Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingg merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya. Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu suatu kepentingan yang bersangkutan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi tersebut atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal-hal yang sukar dan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan evasion of communication. Selain bersifat objektif dan subjektif hamabatan yang ada di dalam human relation (hubungan bermasyarakat) juga di dorong dengan factor pendukung lainnya yang bersifat negative. Faktor pendukung negative tersebut biasanya terjadi karena adanya masalah yang mengakibatkan hambatan di dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi di dalam human relation :
a. Ketidakpahaman Peran Para pegawai belum memahami peran dan wewenang staff HRD dalam memberikan penjelasan yang benar tentaang peran masing-masing pegawai.
b. Konflik Tanggung Jawab Pegawai terbuka tentang kondisinya dan staff HRD tulus mendengarkan keluhan yang disampaikan pegawai.
c. Perbedaan Status Salah satu pegawai merasa mempunyai kemampuan lebih, menyebabkan pegawai yang lain lebih merasa canggung , komunikasi ini berlangsung searah dan otoriter.
d. Perbedaan Persepsi Penggunaan istilah dan bahasa pegawai yang tidak dipahami pegawai lain menjadi masalah komunikasi yang umum terjadi.
Fungsi Human Relation dalam kepemimpinan dan Tujuan Human Relations
Fungsi Human Relations bagi organisasi dan pelaksanaannya adalah identik dengan maksud dan tujuan dijadikannya Human Relations seperti yang telah dikemukakan oleh H.R Danan Djaja :
1. Mencegah salah pengertian antara pimpinan dan bawahan
2. Mengembangkan kerjasama antara pimpinan dengan bawahan
3. Dapat membentuk suatu kelompok kerja atau group dynamic atau team work yang efektif.
4.Mengarahkan individu dalam kelompok kepada satu tujuan.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa Human Relations tidak lepas dari individu yang harus menjalankan fungsinya dengan mengikuti peraturan-peraturan yang berorientasi kepada pencapaian sasaran. Pencapaian sasaran ini memungkinkan orang bekerja dengan memperoleh kepuasan dari hasilnya. Kemudian Keith Davis memberikan pengertian Human Relations ditinjau dari sudut Pimpinan yang mempunyai tugas memimpin kelompoknya dan mempertanggung jawabkannya yang dikutip oleh Oemi Abdurrachman, yaitu:
”Human Relations adalah interaksi dari orang-orang kedalam suasana kerja dengan memotivasi , mereka akan bekerja bersama-sama secara produktif, kooperatif dengan kepuasan baik mengenai segi ekonominya maupun psikologi dan sosialnya. Human Relations yang efektif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu, memberikan kepuasan pada mereka dengan batas-batas kemampuan badan itu”. (Abdurrachman, 1993:81)
Dalam pengertian Human Relations tersebut tercermin adanya kehendak agar segenap aktivitas menyatu padukan manusia dengan pekerjaan di dalam suatu organisasi memungkinkan berkembangnya diri manusia sepenuhnya. Sehingga antara manusia dalam melaksanakan pekerjaannya terdapat hubungan timbal balik yang bermanfaat. Hal ini juga merupakan suatu kegiatan hubungan antara pimpinan dengan bawahan di dalam suatu organisasi untuk bekerjasama, agar kebutuhan psikologisnya serta kebutuhan sosial psikologisnya dapat terpenuhi. Oleh karena itu di dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi dapat dilaksanakan tanpa merasa kekurangan pemenuhan kebutuhannya, yang pada gilirannya dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, hingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
Dalam interaksi atau dalam hubungan tersebut, terdapat ciri hakiki Human Relations yakni bahwa pengertian Human Relations dalam makna proses rohaniah pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya antara bawahan dengan bawahan yang lain untuk mendapatkan kepuasan hati, semangat kerja, kerjasama moral serta disiplin yang tinggi dari para pegawai, sehingga dapat dicapai produksi yang tinggi. Apabila tujuan tersebut dapat tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu benar-benar bekerjasama dengan tujuan dan dorongan bersama.
“Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.” Demikian kata R.F. Maier dalam bukunya, Principle of Human Relation.
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan.
Di sinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dia harus membawa penderita dari problem situation kepada problem solving behaviour.
Dalam menerapkan human relation, seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa prinsip agar pencapaiannya dapat maksimal. Di antaranya adalah :
• Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu di dalam organisasi tersebut.
• Suasana kerja yang menyenangkan.
• Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
• Manusia bawahan bukan mesin.
• Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.
• Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
• Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
• Alat perlengkapan yang cukup.
• “The right man in the right place”.
• Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Human Relation dalam Meningkatkan motivasi kerja Kunci aktivitas
human relations adalah memotivasi.
Dengan demikian, dalam kegiatanhuman relations yang berinteraksi di dalamnya harus mampu memotivasi agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dengan cara berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang pada akhirya mereka mau bekerja, bergerak, atau melakukan seuatu sehingga menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak. Jadi, sebuah komunikasi yang terjadi baru bisa dikatakan sebagai sebuah Human relations apabila,dalam komunikasi tersebut kedua belah pihak saling berinteraksi, berkomunikasi, dan memberikan kepuasan batin serta kebahagiaan bagi kedua belah pihak tersebut.
Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar berarti pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu. Human relations juga bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi pegawai dalam suatu perusahaan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi kerja seorang pegawai melalui human relation. Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Jika seorang pegawai termotivasi dengan baik, maka akan menunjukkan suatu perusahaan yang berjalan efektif dan hal ini merupakan kunci sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan yang dipimpinnya. Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitan human relations.
Terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, kelima hal tersebut antara lain :
1.Tersedianya umpan balik dan proses mendengarkan yang efektif.
2.Adanya kesungguhan hati dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3.Dapat memahami kebutuhan-kebutuhan pegawai bawahan.
4.Penggunaan waktu secara tepat dan efektif.
5.Mempergunakan saluran komunikasi yang tepat
Disadari atau tidak Human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh positif dan negatif terhadap motivasi kerja seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat yang digunakan oleh seorang atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya (komunikasi vertikal) akan berakibat menurunnya motivasi kerja bawahannya. Hal ini dapat terjadi karena motivasi berhubungan erat dengan implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu komunikasi. Adapun komunikasi horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan Antar Manusia ( Human Relation ) adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.Human Relation merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan. Untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya. Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, Human Relation adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga Mhasil yang diperoleh dapat memuaskan.Human relation dalam organisasi merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Human Relation memegang peranan penting dalam hubungan internal karena dapat memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi. Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, bukan hanya pimpinan dengan karyawan.
Tetapi juga karyawan dengan karyawan yang berpotensi mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tuju.
B. SARAN
Human Relations harus memiliki evaluasi prestasi kerja bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam organisasi, sehingga organisasi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian prestasinya. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur untuk pemberian kompensasai, pengembangan potensi diri serta perbaikan lingkungan kerja dalam melakukan inovasi yang akhirnya akan meningkatkan motifasi dan dapat juga meningkatkan potensi kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Uncontrolled Keywords: Motivasi Kerja Pegawai,Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat,Bandung
Subjects : Sosiologi dan Antropologi, Masyarakat, Kemasyarakatan
Divisions : Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Hubungan Masyarakat
Depositing User : guriang akbar guriangakbar
Date Deposited : 29 Feb 2016 01:32
Last Modified :23 Mar 2016 03:38
URI : http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/663
Subjects : B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions : Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User : Musyarofah Siti
Date Deposited : 25 Jun 2010 08:25
Last Modified : 15 Nov 2010 00:25
URI : http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/7770
Komentar
Posting Komentar