MAKALAH MANEJAMEN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan, kebudayaan, ketrampilan, ketaqwaan, kecerdasan, dan perilaku yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat dimana sekolah itu berada. Sekolah adalah lembaga yang secara formal dan potensial memiliki peranan paling penting dan strategis bagi pembinaan generasi muda, termasuk bagi siswa Sekolah Dasar. Dari sekolah inilah peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai, melalui pendidikan yang berjangka waktu panjang. Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa lepas dari peranan masyarakat yang diharapkan membantu dan bekerjasama dengan sekolah agar program sekolah berjalan lancar dan lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah pemerataan, mutu dan relevansi serta manajemen pendidikan. Manajemen sentralistik yang selama ini kita laksanakan kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistik tidak dapat mengakomodasi perbedaan keragaman atau kepentingan baik untuk sekolah maupun peserta didik, serta mengurangi peran serta masyarakat dalam proses pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku dan alat-alat pelajaran yang menunjang proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pengadaan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan anggaran pendidikan. Namun demikian berbagai upaya belum menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan dalam peningkatan kualitas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Beratnya tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan ini mendorong berbagai kalangan baik pemerintah, praktisi maupun pakar pendidikan untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah. Salah satu alternatif adalah diterapkannya Manajemen Peningkatan Mutu
Manajemen kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik dari masuk hingga lulus. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisisensi pelayanan sekolah sehingga perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik melalui penyaluran aspirasi, harapan dan pemenuhan kebutuhan. Salah satu layanan manajemen kesiswaan adalah kegiatan ektrakulikuler yang dilakukan peserta didik diluar jam pelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangakan dan mengaktualisasikan potensi peserta didik secara optimal, memantapkan kepribadian peserta didik agar terhindar dari pengaruh negatif, serta menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berahlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan  manajemen kesiswaan ?
Apa yang dimaksud  dengan manajemen pembiayaan ?
Apa yang dimaksud dengan manajemen kerjasama sekolah dan masyarakat ?
Tujuan
Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan manajemen kesiswaan.
Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan manajemen pembiayaan.
Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan manajemen kerjasama sekolah dan masyarakat.






BAB II
PEMBAHASAN


Manajemen Kesiswaan
Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan terdidri dari dua kata, yaitu manajemen dan kesiswaan. Secra bahasa, manajemen berasal dari katakerja bahasa Inggris yang artinya mengurus, mengatur, mengarahkan dan mengelolah. Dengan kata lain, manajemen adalah pengurusan, pengaturan penggerakan dan pengelolaan. Kesiswaan berasal dari kata siswa yang berarti peserta didik, pelajar atau murid pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Kesiswaan berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan urusan yang berkenaan dengan urusan yang berhubungan dengan siswa. Sehingga, manajemen kesiswaan secara bahasa adalah segala hal yang berkaitan dengan pengaturan peserta didik di sekolah.
Berkaitan dengan manajemen, Ali bin Abi Thalib mengatakan, “kejahatan yang terorganisisr akan mengalahkan kebaikan yang tak terorganisir”. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan atau pengorganisasian sangat penting. Bahkan keburukan dapat menglahkan kebaikan bila terorganisir dengabaik. Hal ini dipertegas lagi dalah Al-Qur’an (61: 4), yang menyatakan bahwa Allah SWT menyukai orang yang berperangdijalan-Nya dalam barisan yang teratur. Terartur dalam arti rapi, masuk dalam jama’ah dan bekerja sama, untuk berjihad menggapai ridho-Nya. Pengongorganisasian dan keteraturan kegiatan dibahas dalam sebuah ilmu yang dinamakan manajemen. Karena itu, ummat Islam harus mempelajari manajemen.
Dalam arti terminologi, menurut Harold Koontz yang kemudian dikutip di berbagai buku, manajemen sebagai the  thart of gettin things done through others.
Manajemen kesiswaan merupakan salahsatu bagian dari manajemen berbasis sekolah secara keseluruhan. Manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi manajemen pembelajaran berbasisi sekolah, manajemen kesiswaan berbasis sekolah, manajemen tenaga kependidikan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen kelas, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen layanan khusus pendidikan berbasis sekolah.
Ruanga lingkup manajemen kesiswaan
Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input). Pengelolaan didalam tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian penjelasaan administrasi siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai murid meninggalkannya, terdapat 4 (empat) kelompok pengadministrasian yaitu: (1) penerimaan murid, (2), pencatatan prestasi belajar (3) pencatatan bimbingan dan penyuluhan serta (3).Monitoring.
Oleh karna itu manajemen kesiswaan akan membahas penerimaan siswa baru, pencatatan prestasi siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan.
Penerimaan Siswa Baru
Penetapan persyartan siswa yang akan diterima
Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calaon siswa baru yang akan di terima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut: aspek waktu, persyaratan dan proses penerimaan siswa baru.
Penerimaan siswa baru harus di lakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat di mulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.
Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calaon siswa baru yang akan di terima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut: aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan persyartan administrasi lainnya.
Pembentukan Panitia penerimaan siswa baru
Panitia penerimaan siswa baru di lakukan sekali setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah kegiatan selesai.
Penitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan yakni:
Syarat-syarat pendaftaran murid bari
Formulir Pendaftaran
Pengumuman
Buku pendaftaran
 Waktu pendaftaran
Jumlah calon yan diterima.
Masa Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan sekolah. Tujuan orientasi siswa baru yaitu agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah, Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan sekolah, dan agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.
Pendataan Kemajuan Belajar Siswa
Keberhasilan kemajuan da prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah. Kemajuan belajar siswa secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua sebagai masukan untuk berprestasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah.
Bimbingan dan pembinaan disiplin siswa
Tujuan manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
Menyaluarkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
Dengan terpenuhinya 1,2, dan 3 diatas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen kesiswaan secaram khusus dirumuskan sebagai berikut:
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpabanyak terhambat. Potensi-potensi bawan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengandalakan sosialaisasi denangan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosila sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya, fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai mahluk sosial.
Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik terlalu hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan peserta didik demikian patut dilakuakan, oleh karena ia juga dapat perkembangan peserta diri peserta didik secara keseluruhan.
Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
Manajemen Pembiayaan
Pengertian manajemen pembiayaan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.
Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), pemeriksaan (controlling)
Hal-hal yang berpengaruh terhadap pembiayaan
Faktor eksternal, terdiri atas:
Berkembangnya demokrasi pendidikan.
Kebijaksanaan pemerintah.
Tuntutan akan pendidikan.
Adanya inflasi.
Faktor internal, terdiri atas:
Tujuan pendidikan.
Pendekatan yang digunakan.
Materi yang disajikan.
Tingkat dan jenis pendidikan.
Sumber-sumber pembiayaan pendidikan yaitu:
Anggaran rutin dan APBN (Anggaran Pembangunan).
Dana Penunjang Pendidikan (DPP).
Bantuan/ sumbangan dari BP3.
Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat (kalau ada).
Bantuan lain-lain.
Manajemen Kerjasama Sekolah dan Masyarakat
Pengertian kerjasama sekolah dan masyarakat
Kerjasama adalah satu bentuk partisipasi untuk memperoleh pengertian, dukungan kepercayaan dan penghargaan dari masyarakat umum. Partisipasi tersebut antara lain berujud bantuan administrasi secara langsung dan tidak langsung yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Adanya kerjasama sekolah dengan masyarakat itu sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan itu harus ada hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Bentuk-bentuk kerjasama sekolah dengan masyarakat merujuk pada Pasal 4 PP Nomor 39 Tahun 1992 yang meliputi:
Mengikutsertakan wali murid dalam menunjang pelaksanaan pendidikan.
 Pemberian bantuan tenaga ahli.
Mendayagunakan tokoh-tokoh masyarakat untuk turut menunjang pelaksanaan pendidikan.
Pengadaan dana dan memberi bantuan yang berupa wakaf, beasiswa, hibah, pinjaman dan bentuk-bentuk lain.
Pengadaan dan pengadaan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Teknik kerjasama sekolah dan masyarakat
Dalam melakukan kerjasama agar mendapat hasil yang memuaskan, maka dipakailah berbagai macam teknik. Teknik kerjasama sekolah dengan masyarakat menurut Suryo Subroto (2004: 65):
Melalui Badan Komite Sekolah
Komite sekolah adalah organisasi yang beranggotakan orang tua siswa atau anggota masyarakat yang mempunyai minat terhadap suatu sekolah. Biasanya, setiap sekolah memiliki satu organisasi komite sekolah. Jadi, seorang anggota masyarakat dapat menjadi anggota komite sekolah di beberapa sekolah. Melalui komite sekolah diharapkan bantuan dari masyarakat datang, misalnya berupa uang, alat pendidikan, gedung, dan barang keperluan sekolah.
Melalui Konsultasi
Sekolah dapat mengadakan konsultasi dengan seorang ahli yang ada di masyarakat, misalnya tentang siswa yang mengalami hambatan. Untuk itu guru dapat langsung berkonsultasi dengan dokter, psikolog, dan sebagainya. Hasil konsultasi tersebut dipakai sebagai pedoman pembinaan siswa di sekolah.
Melalui Rapat Bersama
Sekolah dapat mengundang organisasi perseorangan yang bersimpati terhadap pendidikan untuk rapat bersama dalam rangka membahas suatu masalah. Rapat tersebut dipimpin oleh kepala sekolah atau ahli yang ditunjuk. Dalam rapat itu, misalnya dibahas tentang pendidikan lingkungan agar tercipta pendidikan yang baik atau masalah-masalah lain, seperti cara penanganan masalah kenakalan remaja.
Melalui Penyusunan Program Bersama
Biasanya, sekolah memiliki program tahunan, baik bersifat kurikuler maupun kokurikuler. Tentu saja program sekolah tersebut disodorkan terlebih dahulu kepada masyarakat. Kemudian, masyarakat diminta untuk menyusun program lain yang menunjang program sekolah atau program tambahan untuk mengisi waktu senggang siswa di waktu sore atau malam. Penyusun program bersama sangat penting agar tidak terjadi pemborosan tenaga, biaya, dan program yang tumpang tindih.















BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Manajemen kesiswaan terdidri dari dua kata, yaitu manajemen dan kesiswaan. Secra bahasa, manajemen berasal dari katakerja bahasa Inggris yang artinya mengurus, mengatur, mengarahkan dan mengelolah. Dengan kata lain, manajemen adalah pengurusan, pengaturan penggerakan dan pengelolaan. Kesiswaan berasal dari kata siswa yang berarti peserta didik, pelajar atau murid pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Kesiswaan berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan urusan yang berkenaan dengan urusan yang berhubungan dengan siswa. Sehingga, manajemen kesiswaan secara bahasa adalah segala hal yang berkaitan dengan pengaturan peserta didik di sekolah.
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.
Kerjasama adalah satu bentuk partisipasi untuk memperoleh pengertian, dukungan kepercayaan dan penghargaan dari masyarakat umum. Partisipasi tersebut antara lain berujud bantuan administrasi secara langsung dan tidak langsung yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Adanya kerjasama sekolah dengan masyarakat itu sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan itu harus ada hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena di dalam makalah ini masih membahas materi yang masih minim hal ini terjadi karena kurangnya sumber yang kami temukan. Jadi, kami menyarankan agar pembaca menambah referensi yang lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA


Manajemen Kesiswaan, Jurnal Pendidikan.
Ratri Safitri Yosita, “Kerjasama Sekolah dan Masyarakat dalam Manajemen Peningkatan Mutu”, Jurnal Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta.
Staffnew Uny, “Manajemen Pembiayayaan Pendidikan”, Jurnal Pendidikan.
Wicaksono Abdul Halaim, “Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangakan Potensi Peserta Didik Melalui Ekstra Kuli Kuler”, Jurnal Pendidikan UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, September 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ALAT PERAGA

MAKALAH STANDAR KOMPETENSI DA KOMPERENSI DASAR

Makalah Teori Adam Smith