Makalah pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci untuk mendapatkan masa depan. Pendidikan menjadi penting artinya karena melalui pendidikanlah yang menentukan arah kehidupan melalui proses pembelajaran antar generasi. Melalui proses generalisasi, enkulturasi di dalam institusi primer yaitu dalam keluarga. Dari situlah proses warisan unsure budaya dalam hal ini adalah pembelajaran dilakukan pertama kali. Didalam literature ilmu social disebutkan bahwa kebudayaan didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem ide, sistem social dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia melalui proses belajar. Ini berarti pokok dari kehidupan manusia itu terletak dari adanya proses belajar.
Demikian pentingnya pendidikan ini dalam hidup, maka pendidikan selalu menjadi ranah selalu hangat untuk di perbinangkan. Hal yang menarik lagi dalam diskursus mengenai tema besar ini adalah pijakan akar budaya dan historitis dari perkembangan pendidikan di Indonesia. Suatu kondisi yang tidak boleh tidak ada seandainya kita mau meneliti tentang perkembangan pendidikan di negeri ini kita adalah faktor kesejarahan. Bagaimanapun juga sejarah warisan colonial belanda turut membentuk wajah pendidikan Indonesia. Kalau kita perhatikan, dari jaman colonial sampai sekarang ada tendensi yang megarah pada pola akibat bentukan budaya yang mengakar kuat. Fenomena pembagian menjadi dua bagian antara negri dan swasta, umum dan agama, sentralistik dan desentralisasi semuanya itu lebih kita tempatkan sebagai fakta sejarah.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang nantinya akan terlibat dalam ranah pendidikan di Indonesia, maka perlu mengetahui pembahasan tentang dikotomi pendidikan islam di Indonesia. Dalam makalah ini akan di bahas dan diterangkan secara lebih jelas mengenai pembahsan diotomi pendidikan islam di Indonesia.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :
Apa pengertian dari Dikotomi Pendidikan Islam?
Bagaimana konsep Dikotomi Pendidikan Islam dan pendidikan umum?
Apa implikasi dari Dikotomi pendidikan islam di Indonesia?
Bagaimanakah solusi dari Dikotomi pendidikan islam di indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian dari Diotomi pendidikan islam
Untuk mengetahui Konsep Dikotomi pendidikan islam dan pendidikan umum
Untuk mengetahui implikasi dari dikotomi pendidikan islam di indonesia
Untuk mengetahui apa solusi dari Dikotomi pendidikan islam di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Dikotomi Pendidikan Islam
Secara leksikal dalam kamus besar bahasa Indonesia, dikotomi mempunyai pengertian sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Sedangkan dalam arti lain, dikotomi diartikan sebagai pembagian atas dua konsep yang saling bertentangan. Dengan demikian dikotomi adalah segala hal yang membagi sesuatu menjadi dua kelompok yang berbeda bahkan saling bertentangan antara kelompok tersebut. Berarti pendidikan Dikotomi ilmu adalah membedakan, memisahkan ilmu menjadi dua kelompok atau dua bagian yang saling berbeda dan bertentangan.
Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan, memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu-ilmu non agama (ilmu umum). Beberapa di antaranya adalah ilmu akhirat dan ilmu dunia. Ada juga yang menyebutnya dengan ilmu Ilmu syari’yyah dan ilmu Ghairu syari’yyah. Dalam istilah bahasa inggris maka perbedaan kata yang dipakai dikenal dengan Islamic Knowledge dan non Islamic Knowledge. Adapun sikap atau keadaan yang bersifat memisahkan, membedakan, dan mempertentangkan ilmu kedalam ilmu agama dan ilmu non agama disebut dengan sikap dikotomis terhadap ilmu.
Sebenarnya dikotomi ilmu kedalam ilmu agama dan non agama bukanlah hal yang baru. Islam telah mempunyai tradisi dikotomi ini lebih dari seribu tahun silam. Tetapi diotomi tersebut tidak menimbulkan terlalu banyak problem dalam sistem pendidikan islam, hingga sistem pendidikan sekuler barat diperkenalkan kedunia islam melalui imprialisme.
Secara klasifikasi, memang mereka membedakan keduanya, akan tetapi secara prinsip mereka memposisikan dalam status kedudukan yang sama, untuk dieksplorasikan, menyebabkan interaksi simbolis mutualisme antara kedua ranah ilmu tersebut. Artinya, antara satu dengan yang lainnya bukan merupakan antitheis terhadap yang lainnya, namun beriringan menjadi dwi tunggal yang saling memberikan kontribusi.
Konsep Dikotomi Pendidikan Islam dan Konsep Pendidikan Umum
Konsep Dikotomi pendidikan islam
Pengertian pendidikan Islam
Pendidikan islam secara bahasa adalah tarbiyah islamiyah. Sedangkan secara terminology ada beberapa istilah tentang pendidikan islam diantaranya: Pendidikan Agama Islam adlah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bPendidikan Agama Islam adlah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya dari kitab suci Al-Quran dan hadist melalui kegiata bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam, memikir, merumuskan, dan berbuat nilai-nilai islam islam. Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan islam bukan sedekar transfer knowledge tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata pondasi ke imanan dan kesalehan, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung dengan tuhan.
Tujuan pendidikan islam
Tujuan pendidikan islam harus sinkron dengan tujuan agama islam, yaitu berusaha pendidikan individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan beribadah dengan baik kepada allah, sehingga memperoleh kebahagiiaan di dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan islam adalah perubahan yang diingini yang di usahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk menyampaikannya, baik dalam tingkah laku individu, dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyaraka, serta pada alam ssekitar, dimana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai satu kegiatan asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyaraka.
Konsep Pendidikan Umum
Pengertian pendidikan Umum
Dalam SK Mendiknas No. 008-E/U/1975 disebutkan bahwa pendidikan umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup program pendidikan moral pancasila yang berfungsi bagai pembinaan warga Negara yang baik.
Tujuan pendidikan umum
Pendidikan umum itu mempunyai beberapa tujuan :
Membiasakan siswa berfikir obyektif, kritis dan terbuka.
Memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup, seperti kebenaran, keindahan dan kelebihan.
Menjadi manusia yang sadar akan dirinya, sebagai mahluk, sebagai manusia, sebagai pria dan wanita, dan sebagai warga negar.
Mampu menghadapi tugasnya, bukan saja karena menguasai bidang profesinyaa, tetapi karena mampu mngadakan bimbingan hubungan social yang baik dalam lingkungannya.
Implikasi Dikotomi Pendidikan islam
Secara umum menganalisis dan mengevaluasi implikasi logis sesuatu terhadap sesuatu yang lain adalah dengan melihat keadaan sebelum dan sesudah itu terjadi.
Pendidikan agama melalui madrasah, institute agama, dan pesantren dikelola dan depertemen agama. Sedangkan pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, dan kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelolah oleh depertemen pendidikan nasional. Pendidikan islam tidak semata-mata tidak mengajarkan pengetahuan islam secara teoritik sehingga hanya menghasilkan seorang Islamolog, tetapi pendidikan Islam juga menekankan pada pembentukan sikap dan perilaku yang islami dengan kata lain membentuk manusia Islamist. Berikut implikasi adanya dikotomi pendidikan islam :
Munculnya Ambivalensi Orientasi Pendidikan Islam
Salah satu dampak negative dari dikotomi sistem pendidikan terutama di Indonesia adalah munculnya ambivalensi orientasi pendidikan islam. Di sini kita bisa amati, dalam pendidikan pesantren masih dirasakan adanya kekurangan dalam program pendidikannya. Misalnya, saja pendidikan dalam mudah muamalah yang mencakup penguasaan berbagi disiplin ilmu dan keterampilan. Ada anggapan bahwa seolah semua itu bukan merupkan bidang garapan Islam, melainkan garapan khusus pendidikan sekuler.
Ketika orientasi pendidikan mengalami dikotomi maka akan berimbas pada kurikulum atau materi yang disampaikan. Dalam satu materi aka nada pemisahan antara ilmu agama dan non agama. Sehingga salah satu dari keduanya akan ada yang dikesampingkan dan ada yang diutamakan.
Kesenjangan Antar Sistem Pendidikan Islam Dan Ajaran Islam
Sistem pendidikan yang masih bersifat ambivalen mencerminkan pandangan dikotomi yang memisahkan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. pandangan ini jelas bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Islam memiliki ajaran intergralistik yang mengajarkan bahwa urusan dunia tidak terpisahnya dengan urusan dunia juga tidak terpisahkan dengan urusan akhirat, akan tetapi merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, ilmu-ilmu umum harus dipahami sebagai bagian yang integral dari ilmu-ilmu agama. Agama islam tidak meralang kita untuk mempelajari ilmu-ilmu umum untuk kebutuhan hidup kita didunia, maka kitapun harus mempelajari, mengetahui, lalu mengaplikasikannyadalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan untuk membantu kita dalam hidup didunia yang akan menghantarkan untuk kehidupan diakhirat.
Disentegrasi Sistem Pendidikan Islam
Dengan adanya dikotomi pendidikan hal ini akan membawa dampak terjadinya disentgarasi sistem pendidikan yaitu ketidak paduan dan ketidakpastian hubungan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Di dalam memandang kedua ilmu tersebut tidak adanya persamaan dalam menilai, lebih cederung akan ada salah satu yang menjadi tujuan pokok suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan dalam proses belajar. Sehingga kedua ilmu tersebut tidak dapat berjalan beriringan dan menjadi satu kesatuan yang padu.
Solusi Dari Dikotomi Pendidikan di Indonesia
Islam tidak pernah menganggap adanya dokotomi ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan dan agama merupakan suatu totalitas yang integral yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sesungguhnya allahlah yang menciptakan akal bagi manusia untuk mengkaji dan menganalisis apa yang ada dalam alam ini seebagai pelajaran dan bimbingan bagi manusia dalam menjalankan kehidupannay didunia. Uraian diatas menggambarkan kepada kita bahwa dalam ilmu pengatahuan agama dan ilmu pengetahuan umum merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kedua ilmu tersebut harus dimiliki secara integral agar fungsi manusia sebagai abid dan khalifah dapat dilaksanakan dengan maksimal. Untuk menciptakan sistem pendidikan yang terpadu yang mampu mengkordinir seluruh potensi peserta didik dengan utuh, sehinggga menghasilkan manusia yang paripurna, (insane kamil), maka perlu adanya keterpaduan yang harmonis dalam semua komponen pendidikannya. Adapun elemen-elemen yang harus dipadukan dalam sistem pendidikan ini, antara lain:
Keterpaduan keilmuan
Para ilmuan muslim mengklasifikasikan semua cabang ilmu menjadi dua bagian, yaitu:
Al-ulum al-Naqliyah yaitu ilmu-ilmu yang di sampaikan lewat wahyu, tetapi juga melibatkan akal, yakni ilmu-ilmu agama.
Al-ulum al-aqliyah yaitu ilmu-ilmu intelektual yang diperoleh sepenuhnya melalui penggunaan akal (rasio) dan pengalama empiris.
Keduanya ini diibaratkan dengan dua isi dari satu mata koin tang tidak bisa terpisahkan . kedua ilmu agama dan ilmu umum ini dipandang sebagai satu kesatuan yang terpagu yang harus dikuasai oleh setiap muslim untuk meningkatkan daya saing. Perimbangan kekuasaan sains dan tehnilogi dengan keimanan dan ketakwaan yang dipadukan dengan proporsi yang seimbang agar tidak etinggalan jaman.
Keterpaduan Kurikulum
Ilmu-ilmu agama dan ilmu umum dapat dipadukan menjadi isi materi kurikulum. Integrasi ilmu agama dan ilmu umu dalam kurikulum terpadu bisa dilakukan dengan kuintatif dan kualitatif, artinya menjadi pendidikan ilmu di perkaya dengan nilai-nilai agama dan pendidikan agama di perkaya dengan muatan yang ada dalam pendidikan umum.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Islamisasi adalah upaya meningkatkan kembali semangat umat islam dalam ilmu pengetahuan melalui penalaran intelektual dan pengembangan ilmiah dan filosofi yang berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis. Sedangkan islamisasi ilmu pengetahuan berarti mengislamkan atau melakukan pencucian terhadap sains produk barat yang selama ini dikembangkan dan dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem pendidikan islam agar di peroleh sains yang bercorak islami. Sehingga dalam proses pendidikan semua ilmu didasarkan pada nilai-milai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis, disamping mempunyai keterampilan umum siswa juga memahami nilai-nlai islami yang terdapat dalam Al-Quran Dan Hadis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan, memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agama (ilmu umum).
Berikut implikasi adanya dikotomi pendidikan, yaitu: munculnya ambivalensi orientasi pendidikan islam, kesenjangan antar sistem pendidikan islam dan ajaran islam, disentegrasi sistem pendidikan islam.
Pendidikan islam terpadu merupakan salah satu alternative untuk mengatasi terjadinya dikotomi pendidikan. maka perlu adanya keterpaduan yang harmonis dalam semua komponen pendidikannya.
Adapun elemen-elemen yang harus dipadukan dalam sistem pendidikan ini, antara lain: keterpaduan keilmuan, keretpaduan kurikulum, dan islamisasi ilmu pengetahuan.
Saran
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita telah bahas bersama, tentang dikotomi pendidikan islam. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penuisan makalah kami, dan kami sadar bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin M., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Asy’ari Ahmad dan rusnil Bil Makruf, Dikotomi Pendidikan Islam, el-hikmah jurnal kajian dan penelitian pendidikan islam, vol.8 No. 2 Desember 2014.
Baharuddin, dkk, Dikotomi pendidikan Islam : Historitas Dan Implikasi Pada Masyarakat Islam ,Remaja Rosyidakarya, Bandung , 2011.
Penyusun Tim Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001.
Qamar Mujammil, Epistemologi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2006.
Syaifuddin Amrullah. Desekularasasi Pemikiran Lndasan Islamisasi, Mizan, Bandung , 1991.
Tajab Muh, Sintesa atas Dokotomi Pendidikan Islam, Jurnal Ilmu Terbiyah “ At-tajhid, ” Vol 3, No.2, Julu 2004.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci untuk mendapatkan masa depan. Pendidikan menjadi penting artinya karena melalui pendidikanlah yang menentukan arah kehidupan melalui proses pembelajaran antar generasi. Melalui proses generalisasi, enkulturasi di dalam institusi primer yaitu dalam keluarga. Dari situlah proses warisan unsure budaya dalam hal ini adalah pembelajaran dilakukan pertama kali. Didalam literature ilmu social disebutkan bahwa kebudayaan didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem ide, sistem social dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia melalui proses belajar. Ini berarti pokok dari kehidupan manusia itu terletak dari adanya proses belajar.
Demikian pentingnya pendidikan ini dalam hidup, maka pendidikan selalu menjadi ranah selalu hangat untuk di perbinangkan. Hal yang menarik lagi dalam diskursus mengenai tema besar ini adalah pijakan akar budaya dan historitis dari perkembangan pendidikan di Indonesia. Suatu kondisi yang tidak boleh tidak ada seandainya kita mau meneliti tentang perkembangan pendidikan di negeri ini kita adalah faktor kesejarahan. Bagaimanapun juga sejarah warisan colonial belanda turut membentuk wajah pendidikan Indonesia. Kalau kita perhatikan, dari jaman colonial sampai sekarang ada tendensi yang megarah pada pola akibat bentukan budaya yang mengakar kuat. Fenomena pembagian menjadi dua bagian antara negri dan swasta, umum dan agama, sentralistik dan desentralisasi semuanya itu lebih kita tempatkan sebagai fakta sejarah.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang nantinya akan terlibat dalam ranah pendidikan di Indonesia, maka perlu mengetahui pembahasan tentang dikotomi pendidikan islam di Indonesia. Dalam makalah ini akan di bahas dan diterangkan secara lebih jelas mengenai pembahsan diotomi pendidikan islam di Indonesia.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :
Apa pengertian dari Dikotomi Pendidikan Islam?
Bagaimana konsep Dikotomi Pendidikan Islam dan pendidikan umum?
Apa implikasi dari Dikotomi pendidikan islam di Indonesia?
Bagaimanakah solusi dari Dikotomi pendidikan islam di indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian dari Diotomi pendidikan islam
Untuk mengetahui Konsep Dikotomi pendidikan islam dan pendidikan umum
Untuk mengetahui implikasi dari dikotomi pendidikan islam di indonesia
Untuk mengetahui apa solusi dari Dikotomi pendidikan islam di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Dikotomi Pendidikan Islam
Secara leksikal dalam kamus besar bahasa Indonesia, dikotomi mempunyai pengertian sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Sedangkan dalam arti lain, dikotomi diartikan sebagai pembagian atas dua konsep yang saling bertentangan. Dengan demikian dikotomi adalah segala hal yang membagi sesuatu menjadi dua kelompok yang berbeda bahkan saling bertentangan antara kelompok tersebut. Berarti pendidikan Dikotomi ilmu adalah membedakan, memisahkan ilmu menjadi dua kelompok atau dua bagian yang saling berbeda dan bertentangan.
Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan, memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu-ilmu non agama (ilmu umum). Beberapa di antaranya adalah ilmu akhirat dan ilmu dunia. Ada juga yang menyebutnya dengan ilmu Ilmu syari’yyah dan ilmu Ghairu syari’yyah. Dalam istilah bahasa inggris maka perbedaan kata yang dipakai dikenal dengan Islamic Knowledge dan non Islamic Knowledge. Adapun sikap atau keadaan yang bersifat memisahkan, membedakan, dan mempertentangkan ilmu kedalam ilmu agama dan ilmu non agama disebut dengan sikap dikotomis terhadap ilmu.
Sebenarnya dikotomi ilmu kedalam ilmu agama dan non agama bukanlah hal yang baru. Islam telah mempunyai tradisi dikotomi ini lebih dari seribu tahun silam. Tetapi diotomi tersebut tidak menimbulkan terlalu banyak problem dalam sistem pendidikan islam, hingga sistem pendidikan sekuler barat diperkenalkan kedunia islam melalui imprialisme.
Secara klasifikasi, memang mereka membedakan keduanya, akan tetapi secara prinsip mereka memposisikan dalam status kedudukan yang sama, untuk dieksplorasikan, menyebabkan interaksi simbolis mutualisme antara kedua ranah ilmu tersebut. Artinya, antara satu dengan yang lainnya bukan merupakan antitheis terhadap yang lainnya, namun beriringan menjadi dwi tunggal yang saling memberikan kontribusi.
Konsep Dikotomi Pendidikan Islam dan Konsep Pendidikan Umum
Konsep Dikotomi pendidikan islam
Pengertian pendidikan Islam
Pendidikan islam secara bahasa adalah tarbiyah islamiyah. Sedangkan secara terminology ada beberapa istilah tentang pendidikan islam diantaranya: Pendidikan Agama Islam adlah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bPendidikan Agama Islam adlah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya dari kitab suci Al-Quran dan hadist melalui kegiata bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam, memikir, merumuskan, dan berbuat nilai-nilai islam islam. Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan islam bukan sedekar transfer knowledge tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata pondasi ke imanan dan kesalehan, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung dengan tuhan.
Tujuan pendidikan islam
Tujuan pendidikan islam harus sinkron dengan tujuan agama islam, yaitu berusaha pendidikan individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan beribadah dengan baik kepada allah, sehingga memperoleh kebahagiiaan di dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan islam adalah perubahan yang diingini yang di usahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk menyampaikannya, baik dalam tingkah laku individu, dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyaraka, serta pada alam ssekitar, dimana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai satu kegiatan asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyaraka.
Konsep Pendidikan Umum
Pengertian pendidikan Umum
Dalam SK Mendiknas No. 008-E/U/1975 disebutkan bahwa pendidikan umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup program pendidikan moral pancasila yang berfungsi bagai pembinaan warga Negara yang baik.
Tujuan pendidikan umum
Pendidikan umum itu mempunyai beberapa tujuan :
Membiasakan siswa berfikir obyektif, kritis dan terbuka.
Memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup, seperti kebenaran, keindahan dan kelebihan.
Menjadi manusia yang sadar akan dirinya, sebagai mahluk, sebagai manusia, sebagai pria dan wanita, dan sebagai warga negar.
Mampu menghadapi tugasnya, bukan saja karena menguasai bidang profesinyaa, tetapi karena mampu mngadakan bimbingan hubungan social yang baik dalam lingkungannya.
Implikasi Dikotomi Pendidikan islam
Secara umum menganalisis dan mengevaluasi implikasi logis sesuatu terhadap sesuatu yang lain adalah dengan melihat keadaan sebelum dan sesudah itu terjadi.
Pendidikan agama melalui madrasah, institute agama, dan pesantren dikelola dan depertemen agama. Sedangkan pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, dan kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelolah oleh depertemen pendidikan nasional. Pendidikan islam tidak semata-mata tidak mengajarkan pengetahuan islam secara teoritik sehingga hanya menghasilkan seorang Islamolog, tetapi pendidikan Islam juga menekankan pada pembentukan sikap dan perilaku yang islami dengan kata lain membentuk manusia Islamist. Berikut implikasi adanya dikotomi pendidikan islam :
Munculnya Ambivalensi Orientasi Pendidikan Islam
Salah satu dampak negative dari dikotomi sistem pendidikan terutama di Indonesia adalah munculnya ambivalensi orientasi pendidikan islam. Di sini kita bisa amati, dalam pendidikan pesantren masih dirasakan adanya kekurangan dalam program pendidikannya. Misalnya, saja pendidikan dalam mudah muamalah yang mencakup penguasaan berbagi disiplin ilmu dan keterampilan. Ada anggapan bahwa seolah semua itu bukan merupkan bidang garapan Islam, melainkan garapan khusus pendidikan sekuler.
Ketika orientasi pendidikan mengalami dikotomi maka akan berimbas pada kurikulum atau materi yang disampaikan. Dalam satu materi aka nada pemisahan antara ilmu agama dan non agama. Sehingga salah satu dari keduanya akan ada yang dikesampingkan dan ada yang diutamakan.
Kesenjangan Antar Sistem Pendidikan Islam Dan Ajaran Islam
Sistem pendidikan yang masih bersifat ambivalen mencerminkan pandangan dikotomi yang memisahkan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. pandangan ini jelas bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Islam memiliki ajaran intergralistik yang mengajarkan bahwa urusan dunia tidak terpisahnya dengan urusan dunia juga tidak terpisahkan dengan urusan akhirat, akan tetapi merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, ilmu-ilmu umum harus dipahami sebagai bagian yang integral dari ilmu-ilmu agama. Agama islam tidak meralang kita untuk mempelajari ilmu-ilmu umum untuk kebutuhan hidup kita didunia, maka kitapun harus mempelajari, mengetahui, lalu mengaplikasikannyadalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan untuk membantu kita dalam hidup didunia yang akan menghantarkan untuk kehidupan diakhirat.
Disentegrasi Sistem Pendidikan Islam
Dengan adanya dikotomi pendidikan hal ini akan membawa dampak terjadinya disentgarasi sistem pendidikan yaitu ketidak paduan dan ketidakpastian hubungan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Di dalam memandang kedua ilmu tersebut tidak adanya persamaan dalam menilai, lebih cederung akan ada salah satu yang menjadi tujuan pokok suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan dalam proses belajar. Sehingga kedua ilmu tersebut tidak dapat berjalan beriringan dan menjadi satu kesatuan yang padu.
Solusi Dari Dikotomi Pendidikan di Indonesia
Islam tidak pernah menganggap adanya dokotomi ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan dan agama merupakan suatu totalitas yang integral yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sesungguhnya allahlah yang menciptakan akal bagi manusia untuk mengkaji dan menganalisis apa yang ada dalam alam ini seebagai pelajaran dan bimbingan bagi manusia dalam menjalankan kehidupannay didunia. Uraian diatas menggambarkan kepada kita bahwa dalam ilmu pengatahuan agama dan ilmu pengetahuan umum merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kedua ilmu tersebut harus dimiliki secara integral agar fungsi manusia sebagai abid dan khalifah dapat dilaksanakan dengan maksimal. Untuk menciptakan sistem pendidikan yang terpadu yang mampu mengkordinir seluruh potensi peserta didik dengan utuh, sehinggga menghasilkan manusia yang paripurna, (insane kamil), maka perlu adanya keterpaduan yang harmonis dalam semua komponen pendidikannya. Adapun elemen-elemen yang harus dipadukan dalam sistem pendidikan ini, antara lain:
Keterpaduan keilmuan
Para ilmuan muslim mengklasifikasikan semua cabang ilmu menjadi dua bagian, yaitu:
Al-ulum al-Naqliyah yaitu ilmu-ilmu yang di sampaikan lewat wahyu, tetapi juga melibatkan akal, yakni ilmu-ilmu agama.
Al-ulum al-aqliyah yaitu ilmu-ilmu intelektual yang diperoleh sepenuhnya melalui penggunaan akal (rasio) dan pengalama empiris.
Keduanya ini diibaratkan dengan dua isi dari satu mata koin tang tidak bisa terpisahkan . kedua ilmu agama dan ilmu umum ini dipandang sebagai satu kesatuan yang terpagu yang harus dikuasai oleh setiap muslim untuk meningkatkan daya saing. Perimbangan kekuasaan sains dan tehnilogi dengan keimanan dan ketakwaan yang dipadukan dengan proporsi yang seimbang agar tidak etinggalan jaman.
Keterpaduan Kurikulum
Ilmu-ilmu agama dan ilmu umum dapat dipadukan menjadi isi materi kurikulum. Integrasi ilmu agama dan ilmu umu dalam kurikulum terpadu bisa dilakukan dengan kuintatif dan kualitatif, artinya menjadi pendidikan ilmu di perkaya dengan nilai-nilai agama dan pendidikan agama di perkaya dengan muatan yang ada dalam pendidikan umum.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Islamisasi adalah upaya meningkatkan kembali semangat umat islam dalam ilmu pengetahuan melalui penalaran intelektual dan pengembangan ilmiah dan filosofi yang berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis. Sedangkan islamisasi ilmu pengetahuan berarti mengislamkan atau melakukan pencucian terhadap sains produk barat yang selama ini dikembangkan dan dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem pendidikan islam agar di peroleh sains yang bercorak islami. Sehingga dalam proses pendidikan semua ilmu didasarkan pada nilai-milai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis, disamping mempunyai keterampilan umum siswa juga memahami nilai-nlai islami yang terdapat dalam Al-Quran Dan Hadis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan, memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agama (ilmu umum).
Berikut implikasi adanya dikotomi pendidikan, yaitu: munculnya ambivalensi orientasi pendidikan islam, kesenjangan antar sistem pendidikan islam dan ajaran islam, disentegrasi sistem pendidikan islam.
Pendidikan islam terpadu merupakan salah satu alternative untuk mengatasi terjadinya dikotomi pendidikan. maka perlu adanya keterpaduan yang harmonis dalam semua komponen pendidikannya.
Adapun elemen-elemen yang harus dipadukan dalam sistem pendidikan ini, antara lain: keterpaduan keilmuan, keretpaduan kurikulum, dan islamisasi ilmu pengetahuan.
Saran
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita telah bahas bersama, tentang dikotomi pendidikan islam. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penuisan makalah kami, dan kami sadar bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin M., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Asy’ari Ahmad dan rusnil Bil Makruf, Dikotomi Pendidikan Islam, el-hikmah jurnal kajian dan penelitian pendidikan islam, vol.8 No. 2 Desember 2014.
Baharuddin, dkk, Dikotomi pendidikan Islam : Historitas Dan Implikasi Pada Masyarakat Islam ,Remaja Rosyidakarya, Bandung , 2011.
Penyusun Tim Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001.
Qamar Mujammil, Epistemologi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2006.
Syaifuddin Amrullah. Desekularasasi Pemikiran Lndasan Islamisasi, Mizan, Bandung , 1991.
Tajab Muh, Sintesa atas Dokotomi Pendidikan Islam, Jurnal Ilmu Terbiyah “ At-tajhid, ” Vol 3, No.2, Julu 2004.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Komentar
Posting Komentar